Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Jumlah Kurang, Lampung Tambah Pustakawan untuk Gerakan Gemar Membaca
Lampungpro.co, 22-May-2017

Amiruddin Sormin 1570

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Jumlah pustakawan di Provinsi Lampung, masih jauh dari kebutuhan. Dalam menunjang program Lampung Gemar Membaca, Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, bakal menambah jumlah pustakawan melalui program penambahan 10 ribu pustakawan secara nasional.

Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kersipan Daerah Provinsi Lampung, Herlina Warganegara, Lampung baru memiliki 116 pustakawan dari kebutuhan ideal 382. "Jumlah ini harus ditambah agar budaya literasi masyarakat terus tumbuh. Kami meminta kalangan sekolah dan perguruan tinggi dapat ikut program invasing ini, agar target pemerintah menambah 10 ribu pustakawan di Indonesia dapat terwujud," kata Herlina Warganegara pada seminar dan Musyawarah Daerah (Musda) Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Lampung, di Aula DPAD, Senin (22/5/2017).

Musda dihadiri Ketua I Pimpinan Pusat (PP) IPI Tengku Syamsul Bahri. Musda digelar untuk mengisi program dan kepengurusan masa bakti 2013-2016 yang setahun berakhir masa baktinya.

Pada seminar ini, Herlina memaparkan selain kurangnya jumlah pustakawan, Lampung juga kekurangan perpustakaan desa sebagai ujung tombak Lampung Gemar Membaca. Saat ini, baru terdapat 678 perpustakaan desa dari total 2.600 desa di seluruh Lampung.

Jumlah dan koleksi buku yang di Perpustakaan Daerah Lampung, kata Herlina, juga perlu ditambah dari total 61 ribu judul buku. "Targetnya, koleksi yang ditambah berkonten lokal. Kami berencana menggelar lomba penulisan buku berkonten lokal, agar koleksi buku lebih dekat dengan masyarakat," kata Herlina.

Kebutuhan pustakawan, kata Tengku Syamsul Bahri, memang mendesak dipenuhi. Pasalnya, rasio minat baca Indonesia masih berada di dasar jurang survei yang digelar Badan PBB, Unesco, yakni 0,001%. "Salah satu faktor penyebab rendahanya indeks pembangunan masunia di Indonesia, adalah redahnya kualitas pendidikan masyarakat," kata Syamsul Bahri. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sepak Bola, Cara Hebat Pemimpin Menghibur Rakyat

Boleh saja menghujat kita dijajah Belanda selama 350 tahun....

256


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved