"Iya ada klaster demo, muncul dua orang. Keduanya tercatat pasien nomor 1.353 laki-laki usia 43 tahun asal Bandar Lampung. Kemudian pasien nomor 1.370 usia 20 tahun dari Pesawaran. Keduanya diketahui ada gejala berupa hilang penciuman dan hilang rasa," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana dalam keterangannya, Kamis (22/10/2020).

Ada pun keenam wilayah yang berada di zona oranye yakni Tulangbawang Barat, Lampung Utara, Pesawaran, Metro, Lampung Tengah, dan Tulang Bawang. Sementara satu wilayah yakni Mesuji berstatus zona hijau, sisanya di tujuh kabupaten lainnya berstatus zona kuning Covid-19.

Manajer Humas PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) IV Tanjungkarang Jaka Jarkasih mengatakan, awalnya truk tersebut melaju dari arah Jalan Bye Pass Soekarno Hatta, kemudian sudah berhenti di JPL (jalur kereta) berjarak 50 meter. Namun dikarenakan kondisi jalan yang menurun, maka truk tersebut langsung meluncur ke arah rangkaian yang berjalan.

"Dia ini lagi perbaiki lampu yang rusak, tiba-tiba dia langsung berteriak minta tolong. Karena berteriak, kemudian orang tuanya niatnya hendak menolong tapi malah dia ikut kena juga," kata Eli (50) salah satu keluarga korban kepada awak media.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Bandar Lampung Kompol Rezky Maulana mengatakan, penyerahan berkas perkara tersebut telah dikembalikan ke Kejaksaan Negeri Bandar Lampung pada Selasa (13/10/2020).

Sementara lainnya yakni Lampung Utara sembilan kasus baru, Tulangbawang Barat lima, Pesawaran tiga, Lampung Selatan satu. Dengan penambahan 24 asus baru ini, angka Covid-19 di Lampung kini sudah ada 1.171 kasus Covid-19 yang tersebar di 15 kabupaten/kota di Lampung.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana mengatakan, ada pun 11 kasus baru dari Bandar Lampung yakni pasien nomor 1.132 laki-laki usia 48 tahun, merupakan hasil tracing pasien nomor 1.034 dan isolasi mandiri

"Ada pun pasien yang meninggal dunia asal Pesawaran yakni pasien nomor 1.108 perempuan usia 64 tahun. Kronologisnya pada 6 Oktober 2020, datang ke UGD Puskesmas dengan keluhan mual, sakit kepala, batuk darah, dan berdahak," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana dalam keterangannya.

Karena kesabaran massa aksi sudah habis, massa kemudian melakukan perusakan dan melempari bebatuan, botol air minum, kayu, dan benda-benda lainnya ke arah aparat dan Kantor DPRD Provinsi Lampung. Kemudian aparat kepolisian langsung menembakkan gas air mata ke arah massa aksi.

Sementara ribuan massa lainnya dari elemen mahasiswa, buruh, dan karyawan masih asyik berorasi di gerbang masuk. Aksi ini diwarnai lempar-lemparan batu dan benda-benda keras lainnya. Sementara ratusan personil kepolisian langsung bergerak.