Mulai Besok, Pemerintah Kota Bandar Lampung Salurkan Bantuan Beras ke Masyarakat

Jumat, 17 April 2020       5371 Views      Heflan Rekanza      Bandar Lampung

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Menyikapi adanya wabah pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia, dan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar dari pemerintah pusat, Pemerintah Kota Bandar Lampung akan menyalurkan bantuan sekitar 400 ton beras kepada masyarakat. Beras tersebut nantinya, akan disalurkan kepada keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah.

Wali Kota Bandar Lampung Herman HN mengatakan, bantuan ini nantinya akan diberikan untuk warga yang terdampak covid-19. Sebab, saat ini banyak masyarakat menengah ke bawah telah mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

"Kami sudah siapkan 80 ribu karung beras, untuk masyarakat Kota Bandar Lampung. Nantinya beras tersebut didistribusikan mulai Sabtu besok, dan akan diberikan secara bertahap. Tiap kartu keluarga, akan mendapatkan 5 kilogram beras," kata Herman HN, Jumat (17/4/2020).

Adapun 80 ribu karung beras ini, nantinya akan dibagikan secara langsung ke 80 ribu kepala keluarga (KK) yang ada di Bandar Lampung. Rinciannya penerima bantuan tersebut, 50 ribu KK dari data penerima bantuan langsung non tunai dan 30 ribu KK lainnya, mengacu pada pengdataan yang dilakukan mulai dari tingkat kelurahan hingga kecamatan.

"Bantuan ini nantinya akan diantarkan langsung ke rumah-rumah sesuai data. Artinya pembagian dilaksanakan secara door to door. Hal ini dilakukan, untuk menghindari aktivitas yang melibatkan orang banyak," ujar Herman HN.

Disinggung mengenai bantuan langsung tunai (BLT) dari Kementerian Sosial, yang ditujukan kepada sebanyak 300 ribu keluarga miskin, dimana nantinya tuap KK akan mendapatkan bantuan senilai Rp600 ribu selama 3 bulan, Herman HN menyatakan pihaknya belum mengetahui secara pasti kuota yang didapat di Kota Bandar Lampung.

"Khusus Provinsi Lampung, saya dapat info itu ada 300 ribu keluarga. Namun untuk Bandar Lampung belum terima berapa kuotanya. Saat ini, kami masih mendata. Sebab pesan pusat segera didata," jelas Herman. (FEBRI/PRO2)