Gubernur Lampung Minta HKTI Bantu Penyaluran Pupuk Billing System
BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo meminta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) membantu sosialisasi penebusan pupuk bersubsidi billing system. Penebusan ini merupakan terobosan Pemerintah Provinsi Lampung dalam memperbaiki sistem distribusi pupuk yang selama ini sering diselewengkan.
"Penyaluran pupuk billing system ini akan ditingkatkan dan diterapkan di seluruh Lampung setelah ujicoba di beberapa kecamatan. Saya meminta HKTI ikut mensosialisasikan dan mengajak petani agar masuk sistem ini dengan masuk ke kelompok tani sehingga bisa menebus pupuk bersubsidi secara online," kata Gubernur Ridho pada buka puasa bersama pengurus dan anggota HKTI Provinsi Lampung di rumah Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri yang juga Ketua HKTI Provinsi Lampung, Bandar Lampung, Selasa (20/6/2017).
Menurut Gubernur, pola billing system yang dikembangkan bersama PT Bank Lampung, menyederhanakan prosedur penebusan, mengendalikan penyaluran, menjamin ketersediaan dan penerapan pupuk berimbang. Selain itu, bagi petani Bank Lampung memberikan skim kredit bagi kelompok tani yang kekurangan modal untuk menebus pupuk.
Di hadapan pengurus HKTI versi Oesman Sapta Odang itu, Gubernur juga meminta peran HKTI dalam memantapkan posisi Lampung sebagai lumbung pangan nasional. Untuk itu, Pemprov Lampung terus memperbaiki jaringan sekunder dan tersier agar tingkat kebocoran air bisa diperkecil. "Lampung mendapat target produksi pada 4,4 juta ton hingga akhir 2017. Maka perkembangan sektor pertanian harus dipacu yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan petani," kata Ridho.
Dalam memacu peningkatan itu, Pemprov Lampung terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian agar petani di Lampung mendapat modernisasi alat dan mesin pertanian (alsintan). Selama kurun waktu 2015-2017, menurut data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, para petani di Lampung mendapat pompa air sebanyak 1.492 unit, traktor roda dua (2.506 unit), traktor roda empat (168 unit), cultivator (46 unit), handsprayer (1.252 unit), rice transplanter (106 unit), alat tanam jagung (105 unit), dan unit pengolah pupuk organik sebanyak 33 unit.
Gubernur juga menyinggung makin banyaknya lahan pertanian terkonversi. "Alih fungsi lahan ini harus diminimalisir agar Lampung tetap mampu mempertahankan status sebagai lumbung pangan nasional. Saya berharap HKTI membantu memberi masukan dan berperan aktif dalam pembangunan pertanian," kata Gubernur Ridho. (PRO1)
#lampung lumbung pangan nasional # produksi padi # hkti lampung # pertanian # pupuk bersubsidi