OJK: Pertumbuhan di Bawah Nasional Aset Perbankan Lampung Rp65,03 Triliun

BANDAR LAMPUNG (Lampro): Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung mencatat total aset perbankan Lampung hingga November 2016 sebesar Rp65,03 triliun atau tumbuh 7,26 persen (year on year). 

"Angka ini membaik bila dibandingkan tahun 2016 yang hanya tumbuh 5,38 persen. Namun demikian, pertumbuhan aset perbankan Lampung ini masih di bawah pertumbuhan industri perbankan secara nasional yaitu sebesar 12,6 persen," kata Kepala OJK Lampung Untung Nugroho di Bandar Lampung, Rabu (1/2/2017).

Ia menyebutkan jumlah kredit yang diberikan perbankan Lampung mencapai Rp54,77 triliun, atau tumbuh 8,72 persen (yoy) per November 2016. Dilihat dari jenis kredit, penyaluran kredit perbankan terdiri atas 45,84 persen kredit modal kerja; 18,23 presen kredit investasi, dan sebesar 35,19 persen pada kredit konsumsi.

Menurutnya, dari sektor ekonomi pemberian kredit perbankan didominasi sektor ekonomi lainnya. Yaitu, sebesar 35,99 persen, sektor perdagangan 26,85 persen, sektor pertanian 15,81 persen, dan sektor industri pengolahan 6,82 persen.

Untung menjelaskan penyaluran kredit program yaitu kredit usaha rakyat dan kredit pada sektor kelautan dan perikanan (Jaring) oleh perbankan Lampung pada 2016 menunjukkan peningkatan yang cukup baik. 

Kredit usaha rakyat yang disalurkan perbankan Lampung per Desember 2016 sebesar Rp2,12 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 127.038 debitur. Sedangkan kredit pada sektor kelautan dan perikanan per Desember 2016 sebesar Rp4,46 triliun.

"Meskipun jumlah penyaluran kredit perbankan Lampung mengalami peningkatan yang cukup baik, kami perlu mengingatkan agar penyaluran kredit senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip kehatian. Hal ini mengingat pertumbuhan kredit perbankan Lampung pada 2016 juga diikuti dengan peningkatan rasio NPL yang cukup tinggi," kata dia.

Rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan Lampung per November 2016 tercatat sebesar 2,41 persen (Rp1,32 triliun). Jumlah tersebut meningkat 0,55 persen dibanding 2015 sebesar 1,86 persen (Rp959 miliar). (ANT/PRO2)

 



#Kredit
Berita Terkait
Ulasan
X