Apa pun alasan yang disampaikan para sopir truk yang mengaku mengangkut melebihi muatan karena sejak Covid-19 sepi orderan tidak bisa ditolerir.

Panggilan kali ini, hanya diwakili oleh penasihat hukum di Mapolresta Bandar Lampung. Mewakili Vernita, penasihat hukum menyampaikan alasan perihal ketidakhadiran Vernita dalam pemanggilan keduanya ini. Ada pun alasannya karena Vernita ini, didapati reaktif Covid-19 saat rapid tes di Bandara Soekarno Hatta.

Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Rezky Maulana mengatakan, pemanggilak pertama terhadap Vernita Syabila ini diagendakan, untuk dimintai keterangan sebagai saksi terhadap tersangka utama Baim. Lewat pengacaranya, Vernita batal memenuhi panggilan pertamanya tanpa sebab dan alasan.

"Iya, ini saya baru tau ceritanya. Nanti akan kami evaluasi dan koordinasi, terkait hal ini. Iya akan dilakukan pendampingan hukum nantinya," kata Qodratul Ikhwan saat ditemui awak media di Gedung DPRD Provinsi Lampung.

Hingga kini pihaknya masih menunggu pemberitahuan resmi dari Polresta Bandar Lampung.

Saat ini korban tengah diminta keterangan di Polresta Bandar Lampung.

"Iya benar bang, tadi ada dua yang dibawa langsung polisi. Dia ini jabatannya Kepala Bidang (Kabid) inisialnya N. Kemudian ada juga Kasubidnya inisialnya D,” kata salah satu pegawai di lingkungan kantor tersebut saat ditemui awak media.

Acara itu juga diisi pengucapan janji pendeklarasian damai tiga calon wali kota, wakil Wali Kota Bandar Lampung, dan tim pemenangan.

Wakapolsek Tanjungkarang Barat AKP Hasanudin mengatakan, penangkapan pelaku dengan kategori pencurian pemberatan (Curat) ini, berawal dari pemilik rumah di Kelurahan Kemiling, RT 06 LK I bernama Tri Susanto melapor ke Mapolsek Tanjungkarang Barat. Saat itu, Tri Susanto melihat rumahnya rusak dan seluruh alat dekorasi raib.

Selain itu, ia juga meminta umat islam dan masyarakat agar tidak terprovokasi berlebihan terkait kasus ini.