Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

BRG Lanjutkan Restorasi Gambut di Kepulauan Meranti
Lampungpro.co, 15-Mar-2018

1396

Share

Riau merupakan salah satu dari tujuh provinsi yang menjadi sasaran restorasi gambut yang dikoordinasikan dan difasilitasi BRG, BRG Lanjutkan Restorasi Gambut di Kepulauan Meranti, restorasi lahan gambut

PEKANBARU (Lampungpro.com): Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead melakukan kunjungan lapangan ke Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau pada 14-15 Maret 2018. Riau merupakan salah satu dari tujuh provinsi sasaran restorasi gambut yang dikoordinasikan dan difasilitasi BRG.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BRG menggunakan pendekatan 3R (rewetting, revegetasi, revitalisasi). Rewetting atau pembasahan kembali gambut yang mengering akibat turunnya muka air gambut dilakukan dengan pembuatan sekat kanal, penimbunan kanal yang terbuka dan pembangunan sumur bor.

Sekat kanal bertujuan untuk menaikkan daya simpan (retensi) air pada badan kanal dan sekitarnya serta mencegah penurunan permukaan air di lahan gambut sehingga lahan di sekitarnya tetap basah dan sulit terbakar.

Sementara itu, penimbunan kanal dilakukan untuk meningkatkan sedimentasi dan pendangkalan badan kanal dengan tujuan agar daya kuras airnya dapat dikurangi dan muka air di badan kanal dapat dipertahankan. Sumur bor bertujuan untuk mengatasi kelangkaan sumber air permukaan yang umumnya terjadi pada musim kemarau.

Riau merupakan salah satu dari tujuh provinsi yang menjadi sasaran restorasi gambut yang dikoordinasikan dan difasilitasi BRG. Provinsi lainnya yaitu Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua.

"Diperlukan waktu sangat lama untuk menaikkan tinggi muka air. Karena itu, lahan-lahan gambut yang sudah mendapat pembasahan perlu terus dijaga. Jika tidak maka potensi kebakaran dapat saja terjadi," kata Nazir Foead.

Kemudian revegetasi merupakan upaya pemulihan tutupan lahan pada ekosistem gambut. Yaitu melalui penanaman jenis tanaman asli pada fungsi lindung atau dengan jenis tanaman lain yang adaptif terhadap lahan basah dan memiliki nilai ekonomi pada fungsi budidaya. "Tanaman itu juga berfungsi sebagai tajuk pelindung gambut untuk meminimalkan penurunan muka air saat kemarau," kata Foead menambahkan.

Program revitalisasi sumber-sumber mata pencaharian masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar areal restorasi gambut. Yaitu melalui budidaya yang cocok di lahan gambut.

Pada 2017, BRG melakukan kegiatan restorasi bersama kelompok masyarakat melalui pembangunan infrastruktur pembasahan gambut (PIPG) sumur bor di delapan desa di Riau. Dengan jumlah total 400 unit dan sekat kanal di 24 desa dengan jumlah total 309 unit.

Selain itu, BRG juga melakukan kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat di 22 desa. Revitalisasi itu berupa budidaya nanas gambut, pengolahan pasca panen nanas, semangka, peternakan sapi, kambing, perikanan air tawar, budidaya lebah kelulut, tanaman karet, kelapa, kopi gambut, jahe dan sagu.

Dalam melaksanakan program di tingkat tapak bersama masyarakat, BRG menyelenggarakan Program Desa Peduli Gambut (DPG). "Pendekatan yang digunakan dalam Program DPG itu merupakan pembangunan desa berbasis Ianskap ekosistem gambut. DPG dijalankan pada desa/kelurahan di dalam Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yang menjadi prioritas lokasi restorasi gambut," kata Foead melanjutkan.

Program DPG di Riau pada tahun 2017 meliputi 11 desa. Kegiatannya berupa pembentukan mini demplot pengelolaan gambut yang dilakukan oleh 11 kelompok masyarakat. Mini demplot yang dikembangkan mencakup tanaman kayu hutan, kayu jeluntung, kayu meranti, balam, mahang, matoa, pinang, nanas dan kayu alam. Kemudian kayu selumo, palawija, rambutan, jagung, jeruk nipis, jeruk purut, labu madu, lebah kelulut, kopi jenis liberica dan kelapa hibrida.

Khusus di Kabupaten Kepulauan Meranti, selama 2017 BRG melakukan restorasi di KHG Pulau Tebing Tinggi dan KHG Pulau Padang. Di KHG Pulau Tebing Tinggi telah dibangun 34 unit sekat kanal sedangkan di KHG Pulau Padang 38 unit sekat kanal. Pembangunan sekat kanal itu dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat (pokmas) yang difasilitasi BRG.

Untuk rencana restorasi 2018 di Kabupaten Kepulauan Meranti, BRG akan memfasilitasi pembangunan 26 unit sekat kanal, 26 sumur bor dan revitalisasi dua paket di KHG Pulau Padang. Kemudian KHG Pulau Tebing Tinggi akan dibangun 82 unit sekat kanal, delapan unit sumur bor, 50 ha revegetasi dan revitalisasi dua paket.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Geger Ijazah Palsu, Rismon Hasiholan Sianipar, dan...

Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...

2557


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved