Polda Jawa Timur Saat Ekspos Penangkapan Komplotan Maling Kabel | Lampungpro.co/Humas Polda

SIDOARJO (Lampungpro.co): Seorang pria asal Negara Batin, Way Kanan, Lampung inisial YS (22), ditembak mati Tim Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditres Krimum) Polda Lampung pada Senin (17/1/2022). YS ditembak mati usai maling kabel milik Telkom, bersama komplotannya berjumlah enam orang.

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan, YS ditembak mati karena mencoba melawan petugas bersama komplotannya. Selain itu, YS juga mencoba kabur dengan menabrakkan mobilnya ke polisi.

"YS ini terus melawan, padahal sudah diberikan tembakan peringatan. Penangkapan ini bermula laporan masyarakat, adanya pencurian kabel Telkom di Bundaran Aloha, Sidoarjo, Jawa Timur," kata Kombes Gatot Repli Handoko dilansir Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Kamis (20/1/2022).

Dari informasi itu, tim gabungan Polda Jawa Timur melakukan penyelidikan mendalam. Kemudian berhasil menangkap enam pelaku lainnya yakni YMS (33) asal Jakarta Timur, QH (38) asal Bogor, EB (30) asal Banjarnegara Jawa Tengah, MS (30) asal Bekasi, HS (28) dan A (25) yang sama-sama asal Way Kanan Lampung.

"Modus operandi mereka ini, mencuri kabel Telkom yang tertanam dalam tanah. Mereka masuk melewati lubang yang sudah digali mereka, mereka berpura-pura sebagai petugas untuk mengelabui masyarakat," ujar Gatot Repli Handoko.

Setelah masuk dalam tanah, mereka melilit dan mengikat kabel menggunakan rantai. Setelah itu ditarik menggunakan mobil, hingga kabel keluar dari tanah, setelah itu mereka potong-potong jadi beberapa bagian.

Sebelum beraksi, mereka berkumpul disalah satu hotel di Bypass Juanda mengendarai dua unit mobil. Mereka beraksi pada dinihari, lalu terpergok warga pagi harinya, hendak menaikkan alat-alat dan kabel hasil curian ke truk.

Dalam aksinya, YS ini mengendarai mobil, kemudian dua pelaku lainnya asal Lampung berperan memberikan aba-aba ke truk untuk menarik kabel di bawah tanah. Kemudian mengangkut kabelnya dari tanah ke atas truk. (***)

Editor : Febri Arianto