JAKARTA (Lampungpro.com): Kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) diminta mendeteksi aksi para provokator penyebar berita bohong atau hoax. Hal itu karena ada upaya berkesinambungan untuk memprovokasi dan mengadudomba antarkelompok masyarakat.
"Mengacu pada keberagaman masyarakat, aksi para provokator ini harus segera dihentikan karena sangat berbahaya. Polri dan Badan Intelijen Negara perlu memberi tanggapan sangat serius untuk menghindari kemungkinan terburuk," kata Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo, di Jakarta, Senin (22/5/2017).
Dia mengatakan Polri dan BIN dituntut mampu mendeteksi aksi para provokator itu karena kemampuan kedua lembaga itu mendeteksi aktivitas provokator menyebarkan hoax perlu dibuktikan dan ditunjukan agar tumbuh efek jera.
Menurut dia apabila bukti-buktinya sudah mencukupi, para provokator itu harus dihadapkan pada proses hukum dengan ancaman sanksi hukum semaksimal mungkin. "Upaya terbaru para provokator mengadudomba antarkelompok masyarakat tampak sangat jelas di Pontianak, Kalimantan Barat, pada Sabtu (20/5/2017). Sepanjang hari itu, beredar video yang menggambarkan kerusuhan terjadi di Pontianak, padahal tidak ada peristiwa luar biasa di kota itu pada akhir pekan lalu, kata dia.
Bambang menjelaskan pada Sabtu (20/5), ada dua kelompok masyarakat sedang melakukan kegiatan di ruang publik pada waktu yang sama di lokasi berbeda. Menurut dia, sekumpulan warga Bela Ulama 205 melakukan kegiatan long march pada pukul 13.00 WIB dan warga Dayak melakukan pawai kendaraan hias pada pukul 14.00 WIB, diikuti seluruh perwakilan kabupaten di Kalimantan Barat. "Di media sosial, beredar sejumlah video yang memuat informasi tentang terjadinya bentrokan antara dua kelompok itu di Pontianak," kata dia.
Politisi Partai Golkar itu menilai kepolisian setempat pun harus buru-buru memastikan video-video itu hoax, setelah ditelusuri, video yang viral sepanjang hari itu adalah video lama yang memuat informasi peristiwa tahun 2015.
Menurut dia, penyebaran video hoax itu jelas-jelas merupakan pekerjaan provokator dengan tujuannya mengadudomba antarkelompok masyarakat. "Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, Polri dan intelijen negara harus merespons ulah para provokator itu," kata dia.
Dia mengatakan hal itu harus ditanggapi dengan sangat serius. Karena, bagaimanapun harus diakui bahwa situasi saat ini belum terlalu kondusif. Bambang menilai fakta keberagaman masyarakat kita sedang menghadapi ujian dan dalam situasi tersebut, Polri dan intelijen negara harus responsif. (*/ANT/PRO2)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
23336
Bandar Lampung
5213
302
18-Apr-2025
364
18-Apr-2025
1621
18-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia