Spanduk kajian 'Sumpah Sampah' di perempatan Pasar Margo Toto, Lampung Timur. LAMPUNGPRO.CO

METRO KIBANG (Lampungpro.co): Majelis Ilmu Maiyah Dusun Ambengan, Desa Margo Toto, Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur, kembali menggelar kajian dengan mengangkat tema 'Sumpah Sampah' pada Sabtu (19/10/2019) pukul 19.30. Kajian edisi ke-50 ini, sebagai ikhitiar mendapatkan refleksi nilai yang lebih mendasar dan lebih presisi mengenai sumpah janji.

"Pengertian umum sumpah itu sebagai pernyataan disertai tekad dalam melakukan sesuatu. Untuk menguatkan kebenaran sumpahnya, pembuat sumpah pun berani mengambil risiko menderita. Jika suatu saat  pernyataan tersebut diingkari atau dikhianati. Masalahnya, manusia kebanyakan cenderung mudah lupa atas sumpah-sumpahnya," kata Syamsul Arifin, pengasuh Majelis Ilmu Maiyah Dusun Ambengan, kepada Lampungpro.co, Kamis (17/10/2019).

Dia mengatakan, Tuhan memberi peringatan agar manusia  berhati-hati dalam bersumpah. "Jangan terlalu gampang mengeluarkan sumpah dan janji tetapi abai menepati, sebagaimana diibaratkan segampang melakukan jual beli dengan harga murah. Kalau sumpah menjadi kebiasaan, akan terjadi tumpukan sumpah yang tak mustahil bereskalasi menjadi gunung sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir sampah kepalsuan dan kedustaan belaka," kata Syamsul yang juga budayawan dan jurnalis ini.

Janji cinta kesetiaan sebagai hamba yang mengakui keesaan Tuhan, kelak akan terjawab di hari kiamat. Apabila di hari perjumpaan agung itu nanti Tuhan tak berkenan menyapa, celakalah manusia yang melupakan kesaksian sumpah janjinya sendiri yang bermula di alam ruh itu. 

"Di alam fana ini, kesejarahan hidup manusia banyak diwarnai banyak momentum dimana manusia harus bersumpah. Entah dalam khasanah keagamaan, kebangsaan, dan sumpah janji yang diikrarkan dalam pelbagai peristiwa dan keperluan domestik. Misalnya terpaut profesi pekerjaan, urusan personal hingga  didalam perhubungan sosial. Sumpah dilakukan manusia untuk menegaskan komitmen, peneguhan tanggung jawab sikap, dan tindakan atas sesuatu hal yang prinsipal," ujar Syamsul. (PRO1)