BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Situasi gizi dan kesehatan di Indonesia masih menjadi tantangan besar di berbagai tahap kehidupan—mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia. Meski angka stunting nasional terus menurun dan pada 2024 tercatat 19,8%, capaian tersebut masih belum memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 14%.
Sementara itu, penyakit tidak menular (PTM) terus menunjukkan tren peningkatan. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 19,8%, diabetes melitus 10,3%, dan hipertensi 21,6%. Penyakit-penyakit ini menjadi penyumbang sekitar 75% dari total kematian global dan menjadi perhatian serius dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut kerangka UNICEF, status gizi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari penyebab langsung seperti asupan makanan dan penyakit infeksi, hingga penyebab tidak langsung seperti ketahanan pangan keluarga, pola asuh, serta akses terhadap fasilitas kesehatan, air bersih, dan sanitasi. Faktor mendasar seperti kemiskinan, pendidikan, ketimpangan gender, dan kebijakan publik juga turut berperan dalam menentukan status gizi masyarakat.
Namun, ketersediaan tenaga gizi yang kompeten masih belum merata, terutama di wilayah luar perkotaan. Kondisi ini menjadi dasar penting bagi pengembangan pendidikan tinggi di bidang gizi, khususnya pendidikan vokasi yang mampu menghasilkan lulusan siap kerja dan berwawasan lokal.
Menanggapi hal tersebut, Politeknik Negeri Lampung (Polinela) berkomitmen untuk turut berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan gizi nasional. Polinela merencanakan pembukaan Program Studi Gizi Klinis pada tahun 2026 sebagai bagian dari upaya mencetak tenaga gizi profesional dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
Program studi ini akan dikembangkan dengan dukungan tim ahli yang terdiri dari nutritionist bergelar magister gizi, dokter berlatar belakang magister kesehatan masyarakat, serta dosen berpengalaman di bidang kesehatan masyarakat. Kurikulumnya disusun agar lulusan memiliki kompetensi di bidang gizi klinis dan dapat bekerja di berbagai sektor, seperti rumah sakit, layanan komunitas, industri pangan, hingga lembaga penelitian.
Direktur Politeknik Negeri Lampung menegaskan bahwa pembukaan Program Studi Gizi Klinis merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan kesehatan nasional.
“Kami berharap program studi ini dapat menghasilkan lulusan yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas kesehatan dan gizi masyarakat,” ujarnya.
Melalui pembukaan program studi ini, Polinela tidak hanya memperkuat kontribusi dalam peningkatan tenaga kesehatan di Provinsi Lampung, tetapi juga mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. Polinela optimistis, Program Studi Gizi Klinis akan menjadi salah satu program unggulan yang adaptif terhadap tantangan zaman serta memiliki daya saing tinggi di tingkat regional maupun nasional. (Rls)
Berikan Komentar
Bang Amiruddin Sormin namaya. Dari situlah, awal perkenalan kami,...
11464
261
19-Oct-2025
267
19-Oct-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia