Delegasi ICMI Lampung pada Silaknas ke-29 ICMI di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Jumat (6/12/2019). LAMPUNGPRO.CO

PADANG (Lampungpro.co): Ketua Umum Ikatan Cendekiawan (ICMI) Jimly Asshiddiqie, memberikan sinyal tidak akan maju kembali memimpin ICMI pada Muktamar 2020. Jimly yang kini menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyatakan pada usia 30 tahun, ICMI harus dipimpin kader yang tidak berasal dari para pendiri.

"Sudah saatnya ICMI dipimpin generasi kedua yang tidak berasal dari para pendiri. Momentum 30 tahun ICMI tahun 2020 menjadi kunci yang akan mengantar ICMI memasuki Indonesia Emas 2045," kata Jimly, saat memberi kata sambutan pada Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Kampus Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, Jumat (6/12/2019).

Menanggapi hal ini, Ketua ICMI Orwil Lampung, Yusuf Sulfarano Barusman, mengatakan, seharusnya dibuka peluang kepada semua kader untuk memimpin ICMI, termasuk dari daerah. "Ini momentum bagi ICMI untuk menunjukkan bahwa kepemimpinan jangan tersentralisir ke Jawa, seolah-olah digeneralisir Indonesia itu Jakarta. Padahal kekuatan kita beragam. Banyak tokoh-tokoh muda di daerah yang punya kekuatan dan kemampuan, bahkan melebihi di Jakarta," kata Yusuf Barusman.

Dia menilai, momentum Muktamar ICMI 2020 mampu mengakomodir dan memunculkan tokoh-tokoh muda dari daerah untuk bisa memimpin organisasi sekelas ICMI. Yusuf Barusman yang juga Rektor Universitas Bandar Lampung (UBL) itu, mengatakan tidak sepakat bahwa tokoh-tokoh harus muncul dari Jakarta.

"Banyak tokoh-tokoh muda dari berbagai Orwil ICMI hadir di Silaknas ini dan harus didorong agar dapat memimpin ICMI ke depan. Saya kira ini, salah satu cara regenerasi kepemimpinan di ICMI," kata Yusuf Barusman. 

Silaknas ke-29 ICMI yang dibuka Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, ini menjadi masa akhir jabatan kepengurusan masa bakti 2015-2020 yang dipimpun Jimly Asshiddiqie. Kepengurusan ini terpilih pada Muktamar VI dan Milad ke-25 ICMI di Hotel Lombok Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 13 Desember 2015. (PRO1)