BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Organisasi perlindungan burung di Indonesia Flight Protecting Indonesia's Birds mencatatkan, selama kurun waktu dua tahun terakhir (2018-2019) setidaknya ada 80 kasus penyelundupan burung liar, dengan jumlah jumlah 67 ribu burung liar Sumatera berhasil digagalkan oleh petugas.
Direktur Eksekutif Flight Protecting Indonesia's Birds Marison Guciano mengatakan, upaya penyitaan dan penegakan hukum kepada penyelundup, yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir ini, dinilai telah mengurangi ancaman terhadap populasi burung.
Total 80 kasus upaya penyelundupan selama tahun 2018-2019 ini, sebagian besar digagalkan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Selain di Pelabuhan Bakauheni, petugas juga berhasil menggagalkan upaya penyelundupan burung di Riau, Jambi, Bangka, Lampung Utara, Lampung Selatan, dan Pelabuhan Merak, Banten.
"Burung-burung liar Sumatera saat ini, sedang mengalami krisis populasi yang didorong oleh perdagangan satwa liar. Terdapat jutaan burung, yang dicuri dari habitat alaminya di Sumatera. Burung-burung tersebut, diselundupkan untuk memenuhi permintaan besar dari pasar-pasar burung, terutama yang berada di Pulau Jawa," ujar Marison.
Terdapat empat wilayah di Pulau Sumatera, yang menjadi titik transit dari rute penyelundupan burung liar dari Sumatera ke Pulau Jawa. Wilayah tersebut yakni di Provinsi Lampung, Jambi, Sumatera Selatan, dan Medan. Selain itu, terdapat ratusan pedagang di Sumatera yang menjadi bagian dari mafia penyelundupan burung liar ke Jawa. Mereka bekerja secara senyap, sangat rapi dan sistematis.
"Burung-burung liar Sumatera yang diselundupkan ke Pulau Jawa ini, dominan melalui jalur darat dengan pintu keluar melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Sementara itu untuk jalur udara, diselundupkan dengan memanfaatkan celah, dari lemahnya pengawasan di beberapa bandara di Sumatera," jelas Marison.
Masifnya perburuan dan penyelundupan burung liar dari Sumatera ke Jawa ini, telah mengakibatkan menurunnya populasi dihabitat alami. Beberapa jenis burung, bahkan sudah sangat sulit dijumpai. Hal Ini, menurut Flight Protecting Indonesia's Birds sangat mengkhawatirkan dan akan berdampak buruk pada ekosistem. Sebab burung-burung tersebut, berfungsi untuk membantu regenerasi tanaman dan menyeimbangkan mata rantai makanan.
Adapun jenis burung yang sering diselundupkan sangat beragam, mulai dari prenjak (Orthotomus ruficeps), Pleci (Zosterops simplex), Cucak ranting (Blue-winged Leafbird), poksay hitam (Garrulax chinensis), Poksay Sumatera (Garrulax bicolor), burung madu (Leptocoma brasiliana), dan Cucak ijo (Greater green leafbird). (FEBRI/PRO2)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1307
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia