MYANMAR (Lampungpro.com): Hampir 400 orang tewas dalam pertempuran di Myanmar barat laut selama sepekan ini. Hal tersebut menjadi momen kekerasan paling mematikan terhadap Rohingya dalam beberapa dasawarsa belakangan. Sumber PBB menyebutkan sekitar 38 ribu warga Muslim Rohingya menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar akibat berbagai penindasan dan intimidasi.
Sebelumnya, dilansir Garda Nasional (Grup Lampungpro.com), Muslim Rohingya yang selama ratusan tahun ditindas rakyat dan pemerintah Myanmar, menggalang gerakan perlawanan dan gerilya. Mereka baru-baru ini menyerang sejumlah pos polisi dan pangkalan militer di negara bagian Rakhine, yang memicu bentrokan dan serangan balik dari militer. Rohingya akhirnya memang melawan setelah bertahun-tahun terus ditekan dan mendapat kekerasan dari pemerintah dan kelompok Budha garis keras.
Pada 31 Agustus, 38 ribu orang diperkirakan menyeberangi perbatasan menuju Bangladesh, kata sumber tersebut, Jumat (1/9/2017). Tentara Myanmar menyebut pihaknya telah melancarkan pembersihan terhadap teroris garis keras dan pasukan keamanan diberi pengarahan untuk melindungi warga. Namun, warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan bahwa serangan dengan pembakaran dan pembunuhan bertujuan untuk memaksa mereka keluar.
Penanganan terhadap sekitar 1,1 juta Muslim Rohingya menjadi sebuah tantangan terbesar bagi Aung San Suu Kyi, yang justru telah mengutuk serangan tersebut dan memuji pasukan keamanan Myanmar. Peraih Nobel Perdamaian itu dituduh sebagai makhluk ironis oleh beberapa kritikus Barat, karena tidak bersuara terhadap pembantaian Muslim Rohingya, kaum minoritas di Myanmar, yang selalu ditindas dan dijadikan objek pembersihan etnis oleh militer.
Menurut sumber di kalangan militer Myanmar, bentrokan dan tindak kekerasan yang ada dilakukan tentara telah menewaskan sekitar 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua pejabat pemerintah dan 14 warga sipil. Sebagai perbandingan, kekerasan pada 2012 di Sittwe, ibu kota Rakhine, menyebabkan tewasnya hampir 200 orang dan sekitar 140.000 lagi mengungsi, kebanyakan dari mereka adalah warga Rohingya.
Serangan tersebut merupakan peningkatan tajam dari kemelut yang terjadi sejak Oktober, ketika serangan serupa yang dilancarkan oleh geriyawan Rohingya dengan ukuran yang jauh lebih kecil terhadap pos keamanan, mendorong militer melakukan serangan balasan besar-besaran diikuti dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Myanmar mengungsikan lebih dari 11.700 warga etnis dari daerah yang terkena dampak pertempuran, kata militer, merujuk pada penduduk non-Muslim di Rakhine utara.
Kamis (31/8/2017) lalu lebih dari 150 gerilyawan Rohingya melakukan serangan terhadap pasukan keamanan yang menindas mereka di desa-desa yang ditempati masyarakat Hindu. New Global Light New Myanmar menulis sekitar 700 anggota keluarga di desa-desa tersebut telah diungsikan. Empat orang ditangkap, termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, tulis media tersebut. (**/PRO2)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
4639
Humaniora
18677
Bandar Lampung
9273
Pesisir Barat
8189
111
11-Mar-2025
149
11-Mar-2025
135
11-Mar-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia