BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Mengibarkan bendera pusakan merupakan tugas besar. Hal ini yang membuat Putri Alfia Frisca Hidayat (16), menyiapkan mental untuk mengemban amanah tersebut. Selain sebagai pengibar, Putri merupakan bu lurah atau bisa dikatakan ketua regu perempuan pengibar bendera.

Siswi MA Mathlaul Anwar kelas 11 itu mengaku senang bisa mengondisikan teman yang kompak. Teman-teman dia yang tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Lampung bisa menyatu meskipun dari berbagai latarbelakang berbeda.

Sementara menjadi lurah, ia hanya lelah diawal. Selanjutnya Putri bisa memahami dan mengerti masing-masing teman. "Karena Paskibraka tidak mementingkan ego," kata warga Jalan Drowowati Dusun 2, Waygaling, Kecamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan itu.

Selama proses asrama, ia mengaku rindu dengan orangtua pada awal. Jika biasanya bangun pagi bertemu, tapi kali ini tidak. Putri juga kaget jika biasanya tidur sendiri sekarang bersama-sama. "Pernah satu nangis, nangis semua, kangen orangtua," kata Putri.

Selain orangtua, Putri mengaku kangen dengan situasi sekolah. Ia tidak tahu nantinya setelah masuk akan ada berapa banyak tugas yang ia peroleh. Selama menjalani asrama, Putri kaget lantaran waktu tidur sangat sebentar. Jika biasanya ia tidur lama, di asrama hanya bisa dua jam dan setelahnya penyampaian materi lagi. Selain itu, seluruh anggota Paskibraka tidak mengetahui waktu. Anggota tidak diperkenankan membawa alat komunikasi dan jam. "Kalau waktu salat, kita hanya diberitahu," kata Putri.

Namun, kendati menjadi anggota Paskibraka sangat sulit, Putri mengaku tidak pusing. Ia menikmati semua kegiatan yang ada. Niatnya untuk menjadi Paskibraka tak terhalang oleh apapun. "Memang niat dari awal." (ESYA/PRO2)