Selain terkenal akan wisata pantainya, Kabupaten Gunungkidul punya beragam olahan seafood yang enak. Salah satunya undur-undur laut yang hanya bisa ditemui pada bulan-bulan tertentu. Salah satunya di warung milik Drini Indah, Suyanto.
Ia menyatakan telah menjual olahan undur-undur laut di warungnya sejak tahun 2012. Menurutnya, ia memilih undur-undur laut sebagai salah satu menu yang dijual di warung makannya karena rasanya yang mirip dengan kepiting. Terlebih, olahan tersebut hanya dijual Suyanto pada bulan-bulan tertentu saja.
"Undur-undur laut itu musiman, biasanya ada pas bulan Januari sampai Maret, dan muncul lagi pada bulan Juli dan Agustus. Untuk bentuknya, undur-undur laut itu kalau dilihat sekilas seperti kepiting," ujarnya, Jumat (15/2/2019).
Perlu diketahui, undur-undur laut, ketam pasir atau juga yutuk adalah sebangsa krustasea mirip ketam yang tergolong dalam superfamilia hippoidea. Hewan beruas-ruas yang hidup di pasir pantai pada garis air laut ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai sand crab, mole crab atau sand flea.
Lanjut Suyanto, untuk mendapatkan undur-undur laut tersebut ia harus memesan kepada nelayan. Mengingat undur-undur laut yang berukuran besar hanya hidup di tengah laut, terlebih untuk mendapatkannya cukup sulit. "Biasanya yang nangkap (undur-undur laut) pakai jaring dan di tengah laut. Karena undur-undur laut itu hidupnya di antara karang dan lumpur," ucapnya.
Pria yang juga anggota SAR ini menyebutkan bahwa undur-undur laut yang didapatkan biasanya diolah dalam berbagai menu di warung makan miliknya. Menurut Suyanto, untuk mengolah undur-undur laut sendiri terbilang mudah.
"Sebetulnya untuk memasak undur-undur laut itu sama seperti memasak kepiting dan lobster. Jadi pertama itu undur-undur laut dicuci bersih lalu direbus, setelah itu dipecah jadi dua dan dimasak. Dipecah itu biar bumbunya bisa meresap ke dalam daging undur-undur (laut)," katanya.
"Kalau di warung (makan) saya biasanya dimasak asam manis, asam pedas, saus padang, digoreng dan direbus. Untuk yang paling diminati pengunjung itu undur-undur laut asam manis," imbuhnya.
Disinggung mengenai rasa olahan undur-undur laut, Suyanto menyebut rasanya mirip dengan olahan kepiting atau lobster. Namun, ia menilai ada perbedaan pada tekstur daging undur-undur laut dibanding kepiting dan lobster.
"Rasanya undur-undur laut itu seperti kepiting. Kalau dari segi daging memang lebih sedikit dibanding kepiting, tapi dagingnya (undur-undur laut) lebih kenyal. Selain itu di bagian cangkang ada lemak yang berwarnya kuning, dan itu (lemak undur-undur laut) enak banget rasanya," ujar Suyanto.
Lebih lanjut, kebanyakan pembeli olahan undur-undur laut adalah wisatawan luar daerah, namun ada juga pembeli yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul. Mengenai harga, untuk satu kilogram olahan undur-undur laut Suyanto mematok harga Rp 100 ribu.
Di mana satu kilogram berisi 1 hingga 3 undur-undur laut. "Pembeli kebanyakan makandi tempat, tapi ada juga yang dibawa pulang untuk oleh-oleh," ucapnya.
Kendati olahan undur-undur laut di warung makannya banyak diminati, Suyanto mengakui akhir-akhir ini sulit mendapatkan undur-undur laut. "Dulu itu seminggu bisa habis 15-20 kilogram undur-undur laut, sekarang dalam seminggu hanya bisa habis 6-7 kilogram saja," ujarnya.
Salah seorang pembeli, Anjar Aditya menuturkan, bahwa rasa dari undur-undur laut asam manis yang disantapnya sekilas sama dengan olahan kepiting. Namun, ia menilai daging undur-undur laut lebih gurih. "Untuk rasa hampir sama dengan kepiting, tapi lebih kenyal dan dicampur lemak pada cangkangnya itu jadi semakin gurih," ucapnya.
Menyantap undur-undur laut asam manis bukan kali pertamanya. Mengingat satu bulan sekali ia sengaja datang ke Pantai Drini untuk menyantap olahan tersebut. "Ya dulu nggak percaya saja kalau undur-undur laut bisa dimakan, dan setelah nyoba terus rasanya enak jadi ketagihan sampai sekarang," pungkasnya. (***/PRO3)
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
323
Lampung Selatan
25538
Humaniora
3459
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia