Normalisasi DAM 4 di Kampung Bumi Dipasena Agung | Lampungpro.co/Dok P3UWL

RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.co): Normalisasi pintu air (DAM) 4 terletak di Kampung Bumi Dipasena Agung, Rawajitu Timur, Tulang Bawang, selesai dikerjakan dalam waktu 60 hari kerja.

Menghabiskan biaya Rp333 juta dana dari swadaya petambak melalui program investasi 1.000, perbaikan dilakukan untuk mengairi 499 hektar tambak di Blok 3 Kampung Bumi Dipasena Utama dan Blok 4 Bumi Dipasena Agung.

Ada pun kegiatan normalisasi dimaksud berupa pengerukan sedimentasi lumpur yang berada di bagian dalam dan luar muara pintu DAM.

Sisi muara luar DAM dilakukan pemancangan kayu tanggul kiri kanan sebagai penahanan abrasi, sekaligus tempat penampungan lumpur hasil galian eskavator, dengan panjang masing-masing 180 meter, dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon mangrove 500 batang.

Koordinator Bidang Infrastruktur Budidaya Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung), Sutikno Widodo mengatakan, pengerjaan normalisasi dimulai pada 15 Desember 2023 dan selesai pada 18 Februari 2024.

"Menggunakan tiga alat berat, satu kapal sedot lumpur (dredger), dua eskavator long arm, dan alat bantuan dari MKP, pengerjaan normalisasi pintu DAM 4, telah selesai," kata Sutikno Widodo, Rabu (21/2/2024).

Sementara itu, Ketua P3UW Lampung, Suratman mengungkapkan, pihaknya berharap setelah dinormalisasi, DAM 4 ini akan memberikan manfaat yang signifikan terhadap keberhasilan budidaya para petambak.

"Perlu diantisipasi setelah DAM airnya sudah lancar, harap waspada terhadap pemasang jaring dan bubu naga, yang bisa berdampak buruk terhadap kelangsungan budidaya petambak," ungkap Suratman.

sementara biaya perawatan normalisasi saluran-saluran termasuk normalisasi muara DAM sangatlah besar, maka kebersihan inlet dari aktifitas tersebut, harus dijaga bersama-sama.

Acara syukuran atas selesainya pengerjaan normalisasi DAM 4 tersebut juga dihadiri oleh jajaran Pengurus P3UW Lampung, Kepala Kampung Bumi Dipasena Agung, tokoh agama, dan juga tokoh masyarakat setempat. (***)

Editor : Febri Arianto
Reporter : Nafian Faiz