Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Arkeolog: Perlu kajian di Pulau Papua Memiliki Peninggalan Arkeologi Bawah Air
Lampungpro.co, 06-Aug-2017

Lukman Hakim 6054

Share

JAYAPURA (Lampungpro.com): Arkeolog Papua Hari Suroto mengemukakan bahwa�Pulau Papua yang memiliki luas kurang lebih 785 kilometer persegi yang dikelilingi oleh perairan yang luas memiliki tinggalan potensi arkeologi bawah air yang perlu dilakukan kajian.

"Perairan Papua sejak masa prasejarah hingga kini berperan dan berpengaruh dalam kehidupan manusia. Baik sebagai sumber mencari makanan, berlayar antarpulau dan berdagang antarpulau maupun aktivitas lainnya yang berkaitan dengan laut," kata dia, di Jayapura, Papua, Sabtu (5/8/2017).

Menurut dia, selama ini, di Papua belum pernah dilakukan penelitian arkeologi bawah air yang disebabkan oleh keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia. "Tentunya hal ini, berbeda dengan penelitian arkeologi di daratan. Penelitian arkeologi bawah air membutuhkan dana lebih besar untuk membeli peralatan, akses ke lokasi, serta tingkat kesulitan tinggi untuk penelitian arkeologi bawah air," kata dia.

Lebih lanjut, diansir Antara, alumnus Universitas Udayana Bali ini menerangkan Papua memiliki potensi tinggalan arkeologi bawah air di antaranya kapal perang maupun pesawat terbang peninggalan Perang Pasifik yang terdapat di perairan Papua dan Papua Barat.

"Kapal peninggalan Perang Pasifik milik Amerika, The Junkyard terdapat di perairan Pulau Amsterdam. Kapal Jepang, Shikwa maru di perairan Manokwari. Pesawat tempur Zero di perairan Pulau Rippon, Wandamen. Pesawat Amerika P47-D Razorback di Pulau Wai, Raja Ampat," kata dia, mencontohkan.

Untuk itu, kata dia, Pemerintah Indonesia perlu meratifikasi Konvensi UNESCO tahun 2001 tentang Perlindungan Warisan Budaya Bawah Air. "Dalam konvensi ini mengatur tentang perlindungan warisan budaya bawah air untuk kepentingan umat manusia sekaligus mencegah eksploitasi secara komersial. Dengan meratifikasi konvesi UNESCO, pemerintah Indonesia otomatis harus menyediakan dana untuk penelitian dan perlindungan tinggalan arkeologi bawah air," kata dia. (**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3761


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved