BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Sejumlah relawan dan donatur mengeluhkan susahnya menyampaikan bantuan langsung ke lokasi pengungsi korban tsunami di pesisir Lampung Selatan. Kondisi pengungsi mulai terkena penyakit, namun stok logistik makin menipis di lapangan.
Informasi yang disampaikan seorang relawan, Sabtu (29/12/2018), misalnya, menyebutkan di lokasi pengungsian Dusun Gubuk Garam, Desa Sebanga, Kecamatan Tarahan, Lampung Selatan, ada 14 kepala keluarga. Di antara pengungsi terdapat balita, anak-anak, dan ibu hamil. Di antara anak-anak itu ada yang terkana ISPA.
"Bantuan banyak bantuan, persedian logistik dari BUMN, WCS Way Kambas, PAL, Perkumpulan Watal, dan donatur lain masih terbatas. Kemungkingkan hanya bertahan tiga hingga empat hari ke depan," kata relawan itu.
Sulitnya mengakses lokasi menjadi hambatan relawan menyalurkan bantuan. Terlebih pada fase tanggap darurat belasan alat berat dikerahkan menuju lokasi. Jalan yang sempit membuat petugas harus mengatur dan membatasi kendaraan masuk. Pantauan Lampungpro.com, tak sedikit relawan yang memutar jauh lewat Gayam untuk menuju lokasi, karena akses dari Kalianda ditutup.
"Banyak masyarakat empati terhadap bencana Lampung, sehingga semua berbondong-bondong. Tapi kepercayaan masyarakat terhadap posko logistik di Pemkab masih kurang. Ini terlihat masyarakat jarang yang ke Pemkab, sehingga mereka enggan. Makanya masyarakat ingin langsung merasakan ke korban tsunami dengan rasa kepuasan jika bantuanya sampai kepada korban," kata Adi Susanto, warga Bandar Lampung yang ikut menyumbang ke lokasi.
Adi menceritakan pengalamannya ketika ingin menyalurkan bantuan Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Saya koordinasi dengan Posko BUMN, tapi tak boleh masuk. Lima kendaraan yang penuh logistik termasuk beras dan makanan siap saji dan peralatan mandi harus mwnunggu dulu untuk koordinasi. Namun tetep juga tak bisa masuk," kata Adi.
Tersendatnya bantuan ini, menurut Ketua Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Lampung, Saptarini, harus segera disikapi. Menurut Saptarini, perlu diatur jam berkunjung ke lokasi. "Seperti jam besuk ke rumah sakit, ada waktunya dan ngak setiap jam boleh masuk. Ini harus segera diatur. Jangan mengabaikan rasa empati masyarakat, karena semua bantuan itu mengalir berasal dari empati," kata Saptarini. (PRO1)
Berikan Komentar
Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...
964
Olahraga
12707
Bandar Lampung
5896
Pendidikan
3663
Bandar Lampung
3633
150
18-May-2025
154
18-May-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia