BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menetapkan tiga kabupaten di Lampung masuk penanganan balita kurang gizi (stunting) pada Tahun Anggaran 2018. Ketiga kabupaten tersebut yakni Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan.

Menurut Humas Dinas Kesehatan Provini Lampung, dokter Asih Hendrastuti, awalnya ada 1.000 desa di Indonesia yang masuk program penanganan balita kurang gizi, termasuk Lampung. Data itu diperoleh berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) selama periode 2002-2015. Kemudian berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Studi Kohort Tumbuh Kembang sejak 2010 hingga kini.

Parameter yang dipakai, kata Asih, studi Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2014, Studi Diet Total 2014, dan disertasi para peneliti hingga 2015. "Jadi, penetapan daerah balita kurang gizi itu berdasarkan penelitian dan survei. Bukan kami yang mengajukan. Tetapi hasil survei, sensus, dan penelitian," kata Asih, di Bandar Lampung, Senin (12/2/2018).

Berdasarkan hasil kajian itu, Bappenas mengeluarkan lokus 100 desa di 10 kabupaten sebagai sasaran. Kemudian, Kementerian Kesehatan melakukan validasi berdasarkan penetapan lokus survei tersebut. "Dari tiga kabupaten itu, kemudian diambil satu untuk model awal, yakni Kabupaten Lampung Tengah," kata Asih.

Verifikasi dan validasi data terharap desa-desa tersebut dilakukan pada 7-9 Februari 2018 dengan cara sampling ke setiap rumah sasaran program. "Hasilnya masih diolah," kata Asih.

Berdasarkan data yang dihimpun Lampungpro.com, desa yang diusulkan mendapat penanganan balita kurang gizi di Lampung Tengah yakni Buyut Udik, Mataram Ilir, Gunung Batin Udik, Tulung Kakan, Mataram Udik, dan Riau Periangan. Kemudian, Tanjung Rejo, Cabang, Gadung Ralu, dan Bandar Putih Tua.(PRO1)