Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bawakan Kisah Kemanusiaan Petambak Dipasena, Siswi SMKN Rawajitu Timur ini Juarai Lomba Monolog Tingkat Tulang Bawang
Lampungpro.co, 12-Feb-2025

Febri 299

Share

Zahrah Sabrina Salsabilah saat menerima trofi juara lomba monolog | Lampungpro.co

RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.co): SMKN Rawajitu Timur, Tulang Bawang, kembali mencuri perhatian dengan menorehkan prestasi membanggakan, setelah berhasil meraih juara kedua dalam Lomba Monolog Tingkat Tulang Bawang, diikuti 18 SMKN pada Selasa (11/2/2025).

Prestasi tersebut, diraih melalui penampilan memukau Zahrah Sabrina Salsabilah, yang merupakan siswi Kelas XI Akuntansi. Dengan bakat dan penghayatan luar biasa, Zahrah tidak hanya mampu menyampaikan emosi dan pesan kemanusiaan dalam naskahnya, tetapi juga sukses mengharumkan nama sekolahnya.

Zahrah membawakan monolog berjudul "Ciuman Terakhir," yang diadaptasi dari puisi "Surat untuk Ayah," karya Budi Setioko. Monolog ini mengangkat kisah nyata tragedi pada 1 Maret 2000, sebuah peristiwa konflik kemanusiaan di pertambakan Dipasena.

Pencipta puisi Surat untuk Ayah, Budi Setioko mengatakan, pihaknya turut mengapresiasi pementasan "Ciuman Terakhir" dalam kompetisi tersebut. Menurutnya, monolog tersebut memberikan warna unik dalam lomba dan menjadi refleksi mendalam bagi para penonton.

"Naskah ini tidak hanya menghadirkan kekuatan emosional yang mendalam, tetapi juga menyampaikan pesan kemanusiaan yang relevan bagi kita semua," kata Budi Setioko kepada Lampungpro.co, Rabu (12/2/2025).

Sementara itu, Kepala SMKN Rawajitu Timur, Elisa Sri Laksmi mengungkapkan, pihaknya merasa bangga atas prestasi yang diraih oleh Zahrah, dan bersyukur serta bangga atas capaian tersebut.

"Prestasi ini menjadi bukti bahwa generasi muda kita memiliki potensi besar dalam dunia seni pertunjukan. Kami akan terus mendukung dan mengembangkan bakat mereka," ungkap Elisa Sri Laksmi.

Lomba Monolog Tingkat Tulang Bawang sendiri, menjadi ajang bergengsi bagi para seniman teater muda untuk mengasah kemampuan mereka. Selain menampilkan kreativitas dan teknik akting yang memukau, ajang tersebut juga menjadi sarana untuk mengangkat kembali kisah-kisah bersejarah yang penuh makna dan pelajaran. (***)

Editor : Febri Arianto
Laporan : Nafian Faiz

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Langka dan Mahal, Distribusi Ngawur Ala Elpiji...

Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...

317


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved