BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Jika era tahun 90-an masih banyak anak ngaji di Masjid dan TPA, kini suasana itu sudah jarang ditemui. Anak-anak lebih asyik bermain dengan gadget. Ini yang menyebabkan sebanyak 54 persen muslim Indonesia buta aksara Alquran.

"Buta aksara Alquran terlihat pada era digital," kata Sekretaris Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Maskut Chandranegara saat diskusi panel usai launching aplikasi Iqro di Tango Hostel, Bandar Lampung, Minggu (10/9/2017).

Menurut Maskut, kebiasaan ngaji di Indonesia sudah semakin berkurang karena teknologi. Namun, saat ini, ada anak muda yang menciptakan aplikasi Iqro sebagai solusi menghilangkan buta aksara Alquran. "Semoga bisa mengembalikan kejayaan Islam di dunia," kata dia.

Sementara, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung Padli Ramdan mengatakan Indonesia merupakan pasar industri telekomunikasi yang cukup besar. Sebanyak 70 persen dari total masyarakat Indonesia sudah menggunakan internet. Bahkan, Indonesia menempati peringkat lima pengguna media sosial facebook. "Pasar media sosial di Indonesia tinggi," kata Padli.

Hal ini, menurut Padli bisa, menjadi peluang sekaligus ancaman. Kreativitas masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan dalam era digital ini. Ia mengapresiasi tim perumus aplikasi Iqro yang memanfaatkan media untuk menjawab permasalahan masyarakat. "Permasalahannya susah cari guru ngaji, solusinya Iqro," kata dia.  (SYAHREZA/PRO2)