Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Ditegur, Empat Keluarga Pasien Keroyok Perawat IGD RSUDAM Lampung
Lampungpro.co, 27-Mar-2018

Amiruddin Sormin 15038

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Ferry, perawat di instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUDAM), harus mendapatkan perawatan, setelah dianiaya empat keluarga pasien, Selasa (27/3/2018) siang. Penganiayaan bermula ketika Ferry menegur keluarga pasien yang marah-marah.

Menurut Kepala Ruang IGD RSUDAM, sejak awal datang keluarga memang marah-marah. "Mereka datang bawa pasien ke gedung IGD lama. Padahal gedung itu masih dalam rangka perbaikan, keluarga korban langsung marah," kata Kriston Riyadi.

Terhitung 5 Maret 2018, manajemen RSUDAM memindahkan IGD ke Gedung Mahan Nunyai, karena renovasi. Sebenarnya, IGD ini lebih mudah dijangkau karena berada di depan jalan masuk RSUDAM. Menurut Kriston saat keluarga korban mendaftarkan pasien juga dalam keadaan sangat emosional.

Namun pihaknya tetap memproses pendaftaran, meski pasien tidak dapat menunjukkan identitas. Ketika perawat memeriksa pasien, suami pasien ribut dan marah-marah. Akhirnya, Ferry menegur agar tidak emosi.

Teguran itu tidak diterima YS, suami pasien. Dia mencengkram kerah baju Ferry dan memukulnya. Melihat kejadian tersebut, tiga keluarga pasien ikut menganiaya Ferry. Atas kejadian tersebut, Ferry menempuh jalur hukum dan melaporkan YS ke Polsek Kedaton.

BACA JUGA: Tingkatkan Layanan, RSUDAM Lampung Perbaiki Fasilitas IGD

Menanggapi penganiayaan ini, Kepala Bagian Humas RSUDAM, Ahmad Sapri mengatakan pihak rumah sakit melayani dengan sebaik mungkin setiap pasien. "Kita semua tahu, ruang IGD untuk pasien gawat darurat. Seharusnya pasien ini masuk ruang poli, karena tidak gawat darurat, hanya terdapat benjolan di anus. Tapi tetap kita layani dengan baik," kata Ahmad Sapri.

Menurut Sapri pihaknya akan terus melanjutkan permasalahan ini lewat jalur hukum. "Kami tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi. Ini bukan lagi bicara persoalan individu, tapi bicara instansi. Kami tidak ingin penyelesaian dengan kekerasan," kata Sapri yang juga berprofesi perawat itu. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Setelah Dilantik 20 Februari Lalu, Apakah Keluhan...

Kawan, jangan lupakan jalan pulang: jalan rakyat yang dulu...

4623


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved