Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Dosen Polinela Ubah Limbah Jamur Tiram di Lampung Selatan Jadi Energi Terbarukan
Lampungpro.co, 19-Sep-2025

Sandy 198

Share

Tim dosen Polinela memberikan edukasi pengolahan limbah baglog jamur tiram di Lampung Selatan | LAMPUNGPRO.CO

LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.co) : Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, dikenal sebagai salah satu sentra produksi jamur tiram terbesar di daerah tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan tahun 2024, produksi jamur tiram di kecamatan ini mencapai 252 kwintal, menempati posisi pertama dari 17 kecamatan yang ada.

Namun, tingginya produksi jamur tiram diikuti dengan persoalan lingkungan yang tidak bisa diabaikan, yaitu melimpahnya limbah baglog jamur. Selama ini, limbah sisa media tanam jamur tiram tersebut umumnya hanya ditumpuk di sekitar lokasi usaha atau dibuang ke tempat pembuangan sampah. Dalam jangka panjang, baglog yang dibiarkan menumpuk akan membusuk dan menghasilkan gas metana (CH4) yang berpotensi mencemari lingkungan.

Padahal, di balik limbah tersebut, tersimpan potensi besar yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Baglog jamur mengandung komponen ligniselulosa yang cukup tinggi, sehingga berpotensi diolah menjadi biopelet—bahan bakar alternatif ramah lingkungan dengan nilai kalor yang tinggi.

Melihat kondisi ini, tim Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung (Polinela) hadir menawarkan solusi. Dipimpin oleh Taufik Nugraha Agassi, S.TP., M.Sc., bersama dua anggota timnya, Fahrulsyah, S.Pi., M.T.P., dan Giffary Pramafisi Soeherman, S.T., M.T.P., mereka menginisiasi program pengolahan limbah baglog jamur menjadi biopelet.

Program yang dijalankan sejak Juli 2025 ini mengusung tema “Penerapan Zero Waste berbasis Recycle Limbah Baglog Jamur Sebagai Upaya Ekonomi Sirkular di Usaha Tani Jamur Tiram (Home Industri Jamur Barokah Sidosari) Desa Sidosari, Lampung Selatan, dalam Perspektif Green Supply Chain.”

Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.

Menurut Taufik, konsep Green Supply Chain menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan limbah jamur. Tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, pengolahan limbah menjadi biopelet juga mampu meningkatkan pendapatan para petani jamur. Produk biopelet tersebut bisa digunakan sendiri sebagai sumber energi atau dijual untuk menambah penghasilan.

“Melalui konsep produksi bersih, kami ingin membantu mitra usaha jamur agar tidak hanya terbebas dari masalah limbah, tetapi juga mendapatkan nilai tambah dari produk baru yang bermanfaat,” ujar Taufik.

Program ini juga melibatkan proses transfer ilmu pengetahuan kepada mitra, khususnya Home Industri Jamur Barokah di Desa Sidosari. Para petani diberikan pelatihan mengenai prosedur pembuatan biopelet yang berkualitas, mulai dari pengolahan bahan baku hingga pengujian nilai kalor.

Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah awal menuju penerapan zero waste dan ekonomi sirkular di sektor pertanian jamur tiram. Dengan memanfaatkan kembali limbah organik, para petani tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga menciptakan rantai pasok yang lebih berkelanjutan.

“Pengabdian ini masih terus berlanjut, hingga nantinya konsep rantai pasok hijau benar-benar terimplementasi di tingkat mitra,” tambah Taufik.

Melalui program ini, Polinela tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga menghadirkan model pengelolaan limbah yang dapat direplikasi di daerah lain. (***)
Editor : Sandy,

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Bro, Pelajaran Apa yang Kau Petik dari...

Para kepala daerah di Lampung punya kesempatan untuk membuktikan...

19542


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved