BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Upaya meningkatkan produksi pertanian, deteksi patogen pada benih menjadi krusial. Patogen dapat mengancam kesehatan tanaman dan berdampak negatif pada hasil panen.�
Oleh karena itu, pengembangan teknologi deteksi patogen benih menjadi fokus utama para peneliti pertanian. Patogen benih merupakan mikroorganisme penyebab penyakit pada tanaman yang dapat ditularkan melalui benih.
Dosen Prodi Teknologi Perbenihan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melakukan penelitian terhadap virus dan jamur yang menyerang pada tanaman kedelai. Mereka adalah Dr. Soraya Kahfy, Ari Wahyuni, M.Si, dan Septiana, S.P., M.Si. Tim Penelitian : Ari Wahyuni, S.P., M.Si., Septiana, S.P., M.Si., dan Ria Putri, S.P., M.Si.
Beberapa contoh patogen benih meliputi bakteri, virus, jamur, dan nematoda. Deteksi dini patogen benih sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan tanaman sejak awal pertumbuhan.
"Kedelai merupakan salah satu pangan yang mampu diolah menjadi pangan yang hampir tiap hari dikonsumsi. Produksi benih kedelai di Indonesia yang masih bisa dibilang jarang, dikarenakan lebih sering kita mengimpor kedelai dari luar negeri," kata Dr. Soraya, pada Sabtu (2/12/2023).�
Salah satu penyebab, ujar Soraya, penurunan produksi benih kedelai adalah penggunaan benih yang terkena patogen tular benih. Penggunaan benih yang mengandung patogen tular benih akan menyebabkan mutu benih akan turun.�
"Untuk menghindari kerugian karena penurunan produksi benih kedelai, salah satu upaya yang dapat diambil yaitu dengan mengidentifikasi patogen tular benih yang menyebabkan penyakit pada benih kedelai. Sehingga, benih yang dihasilkan juga akan lebih sehat dan aman untuk dibudidayakan," ujar Dr. Soraya.�
Pada deteksi patogen metode liquid assay, media pertumbuhan jamur patogen diisolasi pada media PDA. Sedangkan, pada metode growing on test media pertumbuhan menggunakan pasir steril, dan perkecambahan benih kedelai dengan menggunakan kertas stensil.�
Variabel yang diamati antara lain morfologi jamur patogen secara visual dengan menggunakan kaca pembesar dan bentuk miselium dari jamur dengan menggunakan mikroskop. Serta, perkecambahan benih sebagai variabel metode deteksi growing on test.
Benih kedelai dicuci dengan menggunakan NaOCl 1%, kemudian dibilas dengan menggunakan aquades steril, kemudian dihancurkan dengan menggunakan grinder sehingga menjadi suspensi. Suspensi ini kemudian digojok sampai tercampur rata antara air dengan kedelai yang telah dihaluskan. Suspensi siap untuk digunakan sebagai sampel yang akan diisolasi pada media Potato Dextros Agar (PDA).
"Hasil pemeriksaan secara manual, ada ciri khas dari bentuk morfologi ke spora Sclerotium sp. Diketahui bahwa jamur Sclerotium sp. merupakan patogen penyebab penyakit busuk pangkal batang pada kedelai," terang Dr. Soraya.�
Penyakit busuk pangkal batang sendiri disebabkan oleh jamur Sclerotium sp. disebarkan melalui benih kedelai. (***)�
Sumber : Rilis Humas Polinela
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4060
Bandar Lampung
2129
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia