BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menandatangani perjanjian hibah daerah dan serah terima bantuan lahan dari Pemerintah Provinsi Lampung untuk Universitas Lampung (Unila) seluas 150 hetare, di Aula Fakultas Pertanian, Selasa (26/6/2018). Luas lahan hibah itu dua kali lebih besar dari kampus utama Unila di kawasan Gedongmeneng, Rajabasa, Bandar Lampung.

Menurut Gubernur, hibah ini bukan hanya bentuk kepedulian kepada dunia pendidikan, tapi kekhawatiran atas masyarakat Lampung. "Provinsi Lampung tengah pengalami percepatan dan lompatan pembangunan yang sangat pesat. Pembangunan di berbagai sektor terus mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, pembangunan Bandara Radin Inten II, dan berbagai capaian prestasi lain," kata Ridho Ficardo.

Di balik laju pembangunan itu muncul tantangan dan ancaman. Pertanyaannya, kata Ridho, mampukah masyarakat Lampung menjadi tuan rumah di tanah sendiri.

"Siapkah anak-anak kita melanjutkan tongkat estafet pembangunan. Hakikat pembangunan adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya menjadi tanggung jawab moral Pemerintah Provinsi Lampung untuk peningkatan sumber daya manusia, peningkatan fasilitas, dan kualitas pendidikan," kata Ridho.

Menurut Dekan Fakulatan Pertanian, Irwan Sukri Banuwa, kegiatan ini merupakan peristiwa bersejarah dan sangat penting bagi Unila. "Ini peristiwa bersejarah bagi Unila, karena kita memiliki Gubernur yang sangat membanggakan dan sangat perhatian pada dunia pendidikan dengan memberikan hibah tanah kepada Unila yang luasnya dua kali lebih besar dibanding kampus utama," kata Irwan.

Apresiasi juga disampaikan Rektor Unila, Hasriadi Mat Akin. Dia mengatakan dukungan Gubernur Ridho Ficardo kepada dunia pendidikan, khususnya Unila tidak diragukan lagi. Dia berharap lahan ini dapat segera dibangun Kampus Dua Unila guna meningkatkan kapasitas.

"Bukan hanya hibah tanah, tapi banyak program kegiatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung penuh Pak Gubernur," kata Hasriadi. (PRO1)