Guru Besar FH Universitas Lampung Profesor Sunarto. LAMPUNGPRO.CO/DOK

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Universitas Lampung (Unila) kembali kehilangan guru besar bidang hukum. Setelah Profesor Wahyu Sasongko berpulang, kabar duka datang dari wafatnya Profesor Sunarto, pada Sabtu (12/6/2021) pukul 03.42 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung. Almarhum wafat setelah terpapar Covid-19.

Kabar sakitnya Mas Narto, demikian Almarhum biasa disapa, disampaikan Ketua Satgas Covid-19 Unila, Asep Sukohar kepada sejumlah media. Menurut dia, Profesor Sunarto terkonfirmasi positif Covid-19 sejak Sabtu (29/5/2021) dan belum diketahui dari mana terpapar.

Pria humoris kelahiran Kotabumi, Lampung Utara, pada 1954 ini merupakan kriminolog dan akademisi Unila yang meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia. Almarhum  banyak memberikan pemikiran, khususnya terkait solusi atas maraknya peristiwa kriminalitas di Lampung.

Dalam setiap kesempatan, dia selalu mendorong penyelesaian persoalan kriminalitas dengan pencegahan proaktif, bukan reaktif. "Kalau reaktif itu kan kejahatan sudah terjadi baru ditindak. Seharusnya proaktif, tingkatkan upaya pencegahan misalnya dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas patroli keliling, kata Sunarto dalam berbagai kesempatan.

Bagi dosen FMIPA Unila, Admi Syarif, Sunarto yang pernah menjadi Ketua Paguyuban Putra Jawa kelahiran Sumatera (Pujakesuma) ini, merupakan figur guru besar yang sangat kenyang pengalaman. "Saya mengenal betul Mas Narto saat sama-sama menjadi pimpinan di Unila beberapa waktu silam. Dia adalah sosok senior dan pendidik yang sangat luar biasa. Meskipun  terkesan seseorang yang keras, dia juga sangat humoris dan lembut," kata Admi Syarif.

Kemampuannya bernyanyi, stand up comedy, dan berbicara berbagai bahasa daerah, membuatnya sangat menghibur dan dekat dengan berbagai kalangan, termasuk pimpinan daerah. "Dengan pemikiran tajam dan siasat yang matang, tidak dapat dipungkiri, terobosannya sebagai Wakil Rektor 3 Unila dua periode cukup membuat  prestasi bidang kemahasiwaan Unila  berlari kencang," kata Admi 

Dia mengatakan sudah sepatutnya semua berdoa untuk Almarhum Mas Narto. "Misi Mas Narto menyelesaikan pembangunan Masjid Al Wasii yang jadi kebanggaan civitas akademika Unila belum tuntas. Semoga menjadi amal jariah bagi Almarhum," kata Admi Syarif. (***)

Editor: Amiruddin Sormin