Para teknisi Divisi Alat Berat P3UW Lampung saat perawatan dan perbaikan pintu DAM sirkulasi di Kampung Bumi Dipasana Abadi. LAMPUNGPRO.CO

RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.co): Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung melakukan perawatan dan perbaikan pintu DAM sirkulasi di Bumi Dipasena Abadi, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, pada Sabtu (08/02/2025). Perbaikan ini, untuk memaksimalkan fungsi pintu air DAM Sirkulasi di Kampung Bumi Dipasena Abadi.

Koordinator Bidang Hubungan Sosial Kemasyarakatan (Hubsosmas) P3UW Lampung, Ranu Wijaya, menjelaskan bahwa saat ini debit air laut atau air pasang sedang rendah. Sehingga petambak mengalami kendala dalam mengisi air ke petakan tambak.

"Pada periode Januari hingga April setiap tahun, debit air pasang relatif kecil, tetapi setelahnya akan ada kenaikan pasang yang cukup tinggi," ujar Ranu.

Menanggapi kondisi tersebut, Ketua P3UW Lampung menginstruksikan Divisi Alat Berat untuk melakukan perawatan beberapa pintu air DAM, termasuk di Kampung Bumi Dipasena Abadi. Langkah ini sebagai antisipasi menghadapi musim pasang tinggi dalam beberapa bulan ke depan.

"Kami segera menurunkan teknisi dari Workshop Divisi Alat Berat untuk melakukan perawatan pintu DAM di Kampung Bumi Dipasena Abadi, termasuk penambahan material plat pada pintu DAM guna mengantisipasi lonjakan air saat pasang tinggi. Ukuran plat pintu DAM yang sebelumnya 100 cm × 180 cm kini ditambah menjadi 100 cm × 230 cm," jelas Ranu.

Sementara itu, Ketua P3UW Lampung, Mangisar Manurung, menegaskan bahwa air inlet yang optimal sangat krusial untuk keberlanjutan operasional tambak. Oleh karena itu, P3UW Lampung akan terus melakukan perbaikan dan normalisasi pintu DAM di pertambakan Dipasena.

"Perbaikan dan penambahan plat Pintu DAM Sirkulasi di Bumi Dipasena Abadi merupakan bagian dari upaya optimalisasi untuk mengantisipasi banjir rob. Agar air dari Sungai Mesuji tidak masuk ke saluran pasok. Upaya perbaikan akan terus kami lakukan secara bertahap, mengingat kondisi keuangan P3UW Lampung saat ini masih sangat terbatas," tutur Manurung. (***)

Editor: Amiruddin Sormin, Laporan: Nafian Faiz