PALEMBANG (Lampungpro.co): Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Herman Deru meminta masyarakat khususnya media tidak membesar-besarkan berita mengenai penyerangan harimau terhadap manusia. Menurutnya, harimau tak keluar dari habitat, melainkan manusia yang sudah mulai mengganggu lokasi mereka berkembang.
"Saya melihat ini sebenarnya suatu yang enggak layak dibesar-besarkan karena tempat itu memang tempat habitatnya harimau. Belum ada satu jengkal pun harimau itu keluar dari habitatnya," ujar Herman, Sabtu (27/12/2019).
Herman menambahkan, penyerangan terjadi karena banyak masyarakat yang melakukan perambahan liar di lokasi hutan lindung. Herman menyalahkan warga yang beraktivitas di hutan lindung, padahal sudah ada larangan dari pemerintah setempat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Bahkan di kejadian pertama itu penebang kayu yang pakai chainsaw. Itu adalah orang yang diterkam pertama. Mungkin dianggap merusak kandangnya (harimau( oleh dia dan itu ada saksi mata," tambah Herman.
Berdasarkan laporan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Herman menjelaskan, seluruh penyerangan yang terjadi hingga menewaskan empat orang dan dua luka parah tersebut terjadi di hutan lindung.
Herman menyebut warga Pagaralam yang menjadi lokasi empat dari enam lokasi penyerangan tidak resah dengan isu harimau. Mereka hanya resah karena berkurangnya pengunjung wisata akibat isu negatif tersebut. Herman pun mengklaim Pagaralam kini sudah kembali aman. "Jadi beda keresahan kita dengan keresahan orang di sana," ucap dia.
Herman menyarankan kepada Kementerian LHK untuk memperbanyak papan peringatan dan imbauan karena ketidaktahuan yang banyak menyebabkan masyarakat merambah liar hutan lindung menjadi kebun. Saat ditanya langkah konkret dari Pemprov Sumsel untuk mencegah terjadinya serangan harimau susulan.
Ia meminta agar wartawan memberitakan hal-hal baik tentang Pagar Alam alih-alih peristiwa penyerangan. "Saya mohon kepada kawan-kawan wartawan untuk menjadi warga yang mengampanyekan Pagaralam aman," terang dia.
Sejauh ini diketahui terdapat enam peristiwa konflik harimau dengan manusia sejak 17 November 2019. Sebanyak empat warga tewas, dan dua lainnya luka-luka akibat serangan harimau tersebut. Lokasi penyerangan tersebar di Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat, serta perbatasan Lahat- Muara Enim.
Tiga daerah tersebut merupakan satu hamparan kawasan hutan lindung Dempo dan Kikim Seblat yang menjadi habitat satwa liar dilindungi termasuk Harimau Sumatera.(**/PRO2)
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
341
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia