JAKARTA (Lampro): Gerakan untuk membangun Indonesia Incorprated terus dikobarkan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Kali ini Kemenpar berkolaborasi dengan Kementerian Perikanan dan Kelautan RI untuk mengoptimalkan potensi Wisata Bahari Nusantara.
Bertempat di Gedung Mina Bahari 4, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2017), Menpar Arief Yahya dan Men-KKP Susi Pudjiastuti menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) soal kerja sama yang lebih konkret dan intens dalam pengembangan destinasi wisata bahari itu.
MoU itu ditindaklanjuti dengan penandatanganan perjanjian kerja sama tentang pengembangan Sumber Daya Manusia di kawasan wisata bahari. Terutama di 10 Bali Baru atau 10 Top Destinasi Pariwisata Prioritas, antara Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Ahman Sya dan Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat, Rifky Effendi Haridjanto.
Tujuannya untuk mengembangkan potensi sumber daya alam, promosi, dan pemasaran wisata bahari Indonesia, agar mampu mendorong pembangunan daerah dan membantu perputaran ekonomi rakyat sesuai dengan visi pembangunan kepariwisataan nasional.
Kita punya potensi wisata bahari yang besar. Ada coastal zone (wisata pantai), sea zone (wisata antar pulau) dan underwater zone (wisata bawah laut) yang sangat kuat. Kita harus kembangkan SDA dan SDM-nya agar mampu memberi manfaat lebih besar bagi masyarakat dan bangsa. Ini adalah bagian dari implementasi Undang-Undang tentang Kepariwisataan yang harus dilaksanakan, ungkap Menpar Arief Yahya.
Menpar menambahkan, tahun 2017 merupakan tahun sinergi dalam membangun pariwisata Indonesia. Penandatanganan MoU ini diharapkan dapat memperkuat sinergi lintas sektor antara Kemenpar dengan KKP dalam rangka mencapai target 4 juta kunjungan wisman bahari di tahun 2019.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo di banyak kesempatan sudah menegaskan bahwa core economy bangsa ini ada di pariwisata. Baik wisata budaya, wisata alam maupun wisata buatan. Hanya Pariwisata yang bisa membuat bangsa ini bisa berdiri tegak, dan bersaing dengan negara-negara lain di dunia, kata Arief Yahya.
Menurut Jokowi, bahari kita sangat kaya dengan potensi wisata, panjang pantai kita nomor dua di dunia setelah Canada. 80% coral di dunia hidup di Indonesia. Jumlah pulau kita sekitar 17.500. Itu semua tidak menjadi apa-apa jika tidak dikembangkan sebagai potensi destinasi wisata, ungkap Arief Yahya.
Menurut dia, pemerintah dalam program pembangunan lima tahun ke depan fokus pada sektor; infrastruktur, maritim, energi, pangan, dan pariwisata. Penetapan kelima sektor ini dengan pertimbangan signifikansi perannya dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Dari lima sektor tersebut pariwisata ditetapkan sebagai leading sector karena dalam jangka pendek, menengah, dan panjang pertumbuhannya positif, kata dia.
Sebelumnya, Presiden telah menetapkan target pariwisata dalam lima tahun ke depan 2019 harus memberikan kontribusi pada perekonomian (PDB) nasional sebesar 8%. Kemudian, menghasilkan devisa 240 triliun, menciptakan 13 juta lapangan kerja, meraih 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 275 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air. Serta, indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia. (*/PRO2)
Berikan Komentar
Kominfo Lampung
580
Bandar Lampung
411
Bandar Lampung
389
Bandar Lampung
397
580
01-Jul-2025
411
01-Jul-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia