JAKARTA (Lampungpro.com): PT Semen Indonesia menghentikan proses penambangan di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. Hal itu dikatakan pihak Istana melalui Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Senin (20/3/2017), setelah menerima perwakilan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng di Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
"Jadi, kami sudah panggil PT Semen Indonesia yang hadir dalam pertemuan tadi pagi juga Deputi Menteri BUMN untuk respon demo dari masyarakat Kendeng yang menolak pabrik semen. Dan sudah disepakati bahwa PT Semen menghentikan untuk sementara proses penambangannya dan memang sudah mereka hentikan," kata Teten.
Dalam pertemuan dengan empat perwakilan petani yang kakinya disemen itu, Teten juga menyampaikan PT Semen Indonesia setuju untuk melakukan perbaikan pada jalan-jalan yang rusak akibat alat-alat berat yang dioperasikan selama proses penambangan. Selain itu, hal ketiga yang juga disampaikan Teten kepada perwakilan petani itu yakni terkait penundaan rencana peresmian pabrik Semen Indonesia di Rembang.
"Dan kita termasuk juga beberapa proses hukum terhadap masyarakat Kendeng ini akan dibicarakan dengan Kapolri dan Kapolda. Kita sebenarnya sedang menyelesaikan kajian lingkungan hidup strategis yang sedang dilakukan oleh KLHK yang akan selesai akhir bulan ini," kata dia.
Untuk itulah, ia meminta agar aksi semen kaki yang dilakukan 50 petani Kendeng sejak 8 hari lalu tersebut dihentikan. "Kami sampaikan ke para masyarakat Kendeng yang tadi hadir di KSP agar mereka berhenti dulu sambil menunggu hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)," kata Teten.
Teten berharap mereka menghentikan aksi tersebut karena proses KLHS tidak selesai dalam sehari dua hari. Selain itu, pemerintah harus meninjau dari berbagai aspek lainnya termasuk karena pabrik semen juga sudah dibangun. Teten mengatakan Istana tetap dengan kesepakatan yang dibuat antara masyarakat Kendeng dan Presiden pada Agustus 2016, bahwa KLHS dilakukan di area tambang. Jadi, jarak antara pabrik dan wilayah tambang kira-kira 10 kilometer
"Nah ini yang sedang dilakukan KLHS, sehingga kita menghendaki semua menunggu dulu hasil KLHS setelah selesai. Agar kita lebih mudah ambil keputusan meski itu harus dibicarakan antara Kementerian BUMN, KLHK, PTSI, dan Pemda," kata dia.
Pertemuan yang berlangsung satu jam lebih tersebut berlangsung cukup alot ketika perwakilan petani Kendeng yang menolak keberadaan pabrik semen di wilayah mereka menolak menghentikan aksi lantaran Pemda belum mencabut izin lingkungan kepada PTSI.
Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Gunretno mengatakan belum menemukan solusi dari pertemuan tersebut. "Belum ada. Kami akan tetap terus di seberang sana sampai ada keputusan ketemu Pak Jokowi (untuk) menghentikan izin lingkungan yang dikeluarkan, izin lingkungan Pak Ganjar Pranowo untuk ini dicabut," kata Gunretno yang juga menyemen kedua kakinya. (*/ANT/PRO2)
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
329
Lampung Selatan
25593
Humaniora
3519
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia