BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Pemerintah Australia menjatuhkan sosis yang sudah dibubuhi racun dari udara di lokasi seluas ribuan hektar untuk membunuh jutaan ekor kucing liar. Ini adalah salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk memenuhi target membunuh 2 juta ekor kucing liar pada 2020 untuk melindungi spesies hewan asli Australia. Selain menggunakan makanan beracun, pemerintah juga memerangkap dan menembak kucing-kucing liar.
BACA JUGA: Di Indonesia Dicintai, Di Australia Kucing Diperangi
Menurut harian The New York Times, kucing-kucing liar itu akan mati dalam waktu 15 menit setelah menyantap sosis beracun yang dibuat dari campuran daging kanguru, lemak ayam, bumbu, rempah, dan tentu saja, racun.
Pesawat yang membawa sosis beracun buatan sebuah pabrik di dekat kota Perth, menjatuhkan 50 sosis di setiap kilometer tempat kucing biasa berkeliaran. Dr Dave Algar, yang ikut membantu mengembangkan resep sosis maut itu, mengatakan bahwa dia menggunakan kucing peliharaannya untuk mencicipi sosis itu.
Setelah kucing peliharaannya terlihat suka dengan sosis racikannya, barulah racun ditambahkan ke dalam resepnya. "Sosis ini harus enak rasanya. Mereka adalah makanan terakhir para kucing," ujar Algar.
Sejak dibawa para imigran dari Eropa, kucing bertanggung jawab atas punahnya 20 spesies asli Australia. Demikian dijelaskan Gregory Andrews, komisioner nasional untuk spesies terancam punah kepada harian Sydney Morning Herald.
Menurut Gregory, fakta itu membuat kucing liar menjadi ancaman terbesar terhadap spesies asli Australia. "Kita harus memilih menyelamatkan hewan yang kita cintai dan menjadi ciri khas negara ini seperti bilby, warru, atau burung betet malam," ujarnya.
Diperkirakan, kucing liar membunuh 377 juta burung dan 649 juta reptil di Australia setiap tahun. Angka ini diperoleh dari hasil sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan jurnal Biological Conservation.
Saat pemerintah Australia mengumumkan rencana pembunuhan massal kucing liar pada 2015, langkah ini banyak mendapat kecaman dari komunitas internasional. Lebih dari 160.000 orang menandatangani petisi untuk mendesak pemerintah Australia membatalkan rencana itu.
Rencana ini juga dikecam para aktivis konservasi yang menyebut pemerintah hanya fokus terhadap kucing tanpa memperhatikan faktor lain seperti ekspansi manusia, penebangan hutan, dan pertambangan. "Ada kemungkinan kucing dijadikan pengalih perhatian dari hal lain," kata Tim Doherty, pakar ekologi konservasi dari Universitas Deakin.
Ia mengatakan, pihaknya membutuhkan pendekatan yang lebih holistik dan mengatasi semua ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Menurut The Royal Melbourne Institute, di samping berbagai cara yang digunakan pemerintah untuk membunuh kucing, penembakan individual sejauh ini menghasilkan 83 persen kematian kucing liar. (***/PRO3)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1372
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia