#webberitadaerah #webberitanasional #portalberitalampung #portalberitawisatanasional #portalberitaasiangames #portalberitapendidikan #beritaolahragalampung #beritaolahraganasional #lampungproberitalampung #lampungprodotcom #webberitalampung #portalberitanasional #beritalampungterkini #beritakulinerlampung #beritawisatalampung #portalberitawisata #beritapolitiklampung

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Lampung, Irjen Pol Suntana menjelaskan, pihaknya terus melakukan penyisiran dan pengamanan warga Lampung yang terlibat jaringan radikal. Hal itu dikatakan Suntana bersama Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri,, Senin (25/8/2018).

Hal itu dilakukan, dengan mengacu pada data Intelejen polisi dan hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Menurutnya, dari data BNPT tahun 2017 sekitar 101 warga Provinsi Lampung terindikasi sebagai simpatisan Islamic State in Irak and Syria (ISIS). "Dari data tersebut, sebanyak 14 orang terdeportasi, 4 orang Narapidana Teroris (Napiter), dan 83 diduga sebagai simpatisan," ujarnya di Bandar Lampung.

Dengan angka BNPT, menjadi acuan pihaknya dalam melaksanakan penyelidikan, penyadaran, dan penindakan terhadap warga yang terlibat jaringan radikal itu. "Pencegahan dengan menggandeng ulama, TNI, dan tokoh masyarakat. Juga memaksimalkan Babinkamtibmas, Babinsa, dan Kepala Desa atau Lurah, untuk melakukan monitoring kepada warga," kata �dia.

Ia menambahkan, selain Lampung ada empat provinsi dengan tingkat potensi radikalisme cukup tinggi, diantaranya Bengkulu yakni 58,58 persen, Gorontalo 58,48 persen, Sulawesi Selatan sekitar 58,42 persen, dan Kalimantan Utara yaitu 58,30 persen.

Untuk itu, pihaknya terus melakukan penyisiran di beberapa wilayah yang ada di Provinsi Lampung. Diketahui, beberapa waktu lalu, Densus 88 Antiteror menangkap salah seorang terduga teroris di RT 03 Jalan Karanganyar, Desa Karanganyar, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, Jumat (22/6/2018). (**/PRO2)