Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Hoaks Pemilu 2024 Paling Tinggi di YouTube dan Facebook, Banyak Video Deepfake Bermunculan
Lampungpro.co, 02-Feb-2024

Amiruddin Sormin 377

Share

Ilustrasi hoaks. (Shutterstock)

JAKARTA  (Lampumgpro.co): Menjelang Pemilu 2024, banyak berita hoaks atau informasi palsu  beredar luas di media sosial. Menurut data Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), platform YouTube menjadi sarang hoaks terbesar terkait isu Pemilu 2024.

Sebanyak 44,6% konten berisi berita bohong politik tersebar di YouTube. Ini diikuti oleh platform Facebook sebesar 34,4%, TikTok sebesar 9,3%, X (dulu Twitter) sebesar 8%, dan Instagram sebesar 1,4%. Sementara aplikasi perpesanan instan seperti WhatsApp memiliki persentase 1,5%.

Menurut Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo, konten hoaks tentang Pemilu 2024 di YouTube dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Banyak pihak yang juga menyalahgunakan teknologi deepfake.

Hal ini terbukti dengan beredarnya video palsu yang memperlihatkan Presiden Jokowi berpidato menggunakan bahasa Mandarin. Tak hanya itu, ada pula rekaman suara Anies Baswedan dan Surya Paloh yang dibuat menggunakan AI.

Septiaji menjelaskan bahwa konten hoaks seperti itu mudah tersebar dan viral karena sering dibumbui dengan elemen yang emosional. "Dominasi konten hoaks berupa video menjadi tantangan besar bagi ekosistem periksa fakta. Sedangkan upaya periksa fakta konten video membutuhkan proses yang lebih lama ketimbang foto atau teks," ucap Septiaji Eko Nugroho seperti dikutip Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Kamis (1/2/2024).

Tak hanya itu, jumlah konten hoaks terkait pemilu tahun ini juga lebih banyak dibandingkan pada Pemilu 2019. Mafindo menemukan 2.330 hoaks selama 2023 dengan hoaks politik sebanyak 1.292, dan 645 di antaranya adalah hoaks terkait Pemilu 2024. 

Angka tersebut dua kali lipat lebih banyak dibandingkan hoaks sejenis pada musim Pemilu 2019, yaitu sebanyak 644. Persentase hoaks politik 2023 juga menjadi yang tertinggi, sebesar 55,5%, setelah sebelumnya sempat turun dengan rata-rata di bawah 33% akibat pandemi Covid-19.

Data yang diberikan Mafindo menjelaskan bahwa perbedaan hoaks Pemilu 2024 dan Pemilu 2019 adalah dominasi konten video. Pada Pemilu 2019 sebelumnya, hoaks sebagian besar berupa foto atau gambar. Selain itu, penggunaan teknologi AI dan deepfake belum marak digunakan. (***)

Editor Amiruddin Sormin

 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Ada Empat Polisi Jujur di Indonesia, Satu...

Jujur, kita memerlukan banyak polisi jujur seperti Aiptu Supriyanto....

671


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved