BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran empuk pasar besar peredaran dan perdagangan narkoba di dunia. Hal itu dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pengguna hingga akhir tahun 2016 yang mencapai 18 ribu orang meninggal dunia sia-sia setiap tahunnya, atau setiap hari 50 orang mati karena narkoba.
Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja, ekstasi, dan sabu. Narkoba menyasar pada kelompok yang awalnya hanya mencoba pakai terutama kelompok pelajar, mahasiswa dan kelompok pekerja usia produktif. Ketua DPD Gerakan Nasional Antinarkotika (Granat) Provinsi Lampung, H. Tony Eka Candra mengatakan, saat ini, Indonesia sudah bukan lagi darurat narkoba, tetapi sudah bencana narkoba.
"Meningkatnya penggunaan narkoba di Indonesia, karena kurangnya pemahaman tentang bahaya dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Hal itu dibarengi dengan kurangnya kepedulian masyarakat, dan terkadang aspek penegakan hukumnyapun masih lemah. Serta, tidak berpihak pada rasa keadilan masyarakat, kata Tony, saat dihubungi Kamis (13/7/2017).
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Lampung itu juga menegaskan, pemerintahpun dianggap gagal untuk mencegah masuknya barang haram tersebut ke Indonesia. "Begitu banyaknya pintu masuk yang tidak resmi, terutama dari jalur laut. Hal itu karena luasnya bentangan pantai di Indonesia, hingga banyak yang tidak terpantau oleh aparat penegak hukum kita. Narkoba bisa masuk dari pelabuhan-pelabuhan tikus yang jumlahnya sangat banyak, kata dia.
Tony juga mengatakan pengguna narkoba saat ini, sekitar 5,9 juta jiwa, 22 persen di antaranya adalah para pelajar dan mahasiswa yang nota bene calon penerus generasi bangsa, sebagian lagi masih dalam usia produktif. Pecandu narkoba tersebut sebagian kecil saja yang dapat pulih kembali kepada kehidupan normal.
Karena, sebagian berakhir idiot dan menjadi beban keluarga, beban masyarakat sekaligus beban negara, bahkan banyak yang menunggu kematiannya. "Setiap hari 50 orang mati sia-sia karena narkoba, bahkan mencapai 18 ribu orang setiap tahunnya, kata dia.
Untuk itu, kata dia, diperlukan metode yang masif terpadu dan berkesinambungan dalam rangka mencegah kejahatan, peredaran gelap, dan penyalahgunaan narkoba. Selain itu, juga dibutuhkan sinergi, peran aktif, dan pendayagunaan seluruh komponen dan potensi bangsa, serta dukungan dan partisipasi dari segenap lapisan masyarakat dalam menghadapi bencana narkoba, menuju "Indonesia yang sehat dan bebas narkoba".
Diakui dia, memang bisnis haram ini sangat menggiurkan bagi sekelompok tertentu, karena perputaran uang yang sangat besar. Hal ini sesuai dengan hukum pasar, permintaan semakin besar mengakibatkan suplay yang semakin besar pula.
Untuk itu, kata Tony, saat ini, pemerintah sudah menabuh genderang perang untuk mencegah dan melawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang belakangan ini terus mengalami peningkatan. Bahkan, penggunanyapun semakin beragam, lintas usia dan lintas profesi. Untuk itu, mari sama-sama kita perangi narkoba agar generasi penerus bangsa kita bebas dari racun narkoba, kata dia. (***/PRO2)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
22790
495
18-Apr-2025
295
17-Apr-2025
311
17-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia