Mahasiswa IIB Darmajaya Asal Thailand | Ist/Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Mahasiswa Pasca Sarjana Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya asal Thailand mengenalkan bahasa dan suku negaranya, dalam culture sharing melalui platform zoom, Kamis (12/11/2020). Acara dipandu langsung Kepala Bagian Hubungan Internasional IIB Darmajaya Muhammad Dwiyan Aditiya dengan dua mahasiswa asal Thailand Imron Samae dan Rusdee Chemoh.

Imron mengatakan bahasa Thailand Selatan dengan Malaysia tidak jauh berbeda. Malaysia yang berada di Kedah, Kelantan, dan Perak hampir sama bahasanya. Untuk bahasa di Pattani, juga tidak jauh berbeda dengan bahasa Melayu seperti di Palembang. Aksen dan dialog nak pada awal kata atau no, pada akhir kata juga sama dengan warga Palembang.

Pakai Nak dan Sayou. Nak kemano dan Sayou mao. Suku-suku di Thailand juga tidak jauh berbeda dengan di Pulau Sumatera. Suku Melayu di Utara dan Selatan Thailand, pakaian adatnya juga tidak jauh berbeda dengan beberapa suku di Sumatera, kata Imron.

Selain Melayu, suku Kariang merupakan suku yang terkenal di Thailand. Beragama Budha dan mengenakan gelang dilehernya, untuk usia 10 tahun telah mengenakan gelang di leher. Ada juga suku Mon, beragama Budha dan bahasanya belakangnya dengan akhiran "o" seperti "Nak kemano", dengan pakaian ciri khas berwarna merah dan putih.

"Suku asli Thailand merupakan suku Thai. Dalam penyebaran agama, juga terdapat banyak peninggalan seperti masjid yang dibuat dari tumpukan kayu tanpa paku. Jadi disusun-susun membentuk tembok hingga ke atas, ujar Imron.

Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Internasional IIB Darmajaya Muhammad Dwiyan Aditya mengungkapkan, culture sharing mahasiswa pasca sarjana ini juga untuk mengenalkan budaya dari Thailand. Program International Office IIB Darmajaya mengenalkan budaya negara lain, kepada masyarakat dan khususnya mahasiswa di kampus The Best.

"Pengenalan budaya dari masing-masing mahasiswa asal luar negeri, untuk menambah wawasan mahasiswa Indonesia. Kampus komitmen untuk memberikan bekal, tidak hanya kemampuan akademik berdasarkan kuliah, tetapi juga dengan berbagi cerita dan budaya dari mahasiswa asing, ungkap Dwiyan Aditya. (RLS/PRO3)