Kelompok 7 KKN Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai di Desa Munjuk, Lampung Selatan | LAMPUNGPRO.CO/Ist

LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.co) : Desa Munjuk Sempurna, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, menjadi salah satu desa yang merasakan langsung manfaat kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai (USBRJ).

Kelompok KKN 7 USBRJ hadir dengan membawa semangat pemberdayaan masyarakat. Mereka tidak sekadar menjalankan program akademik, tetapi berupaya memberikan solusi nyata, mulai dari penguatan kelembagaan petani, pendampingan usaha mikro kecil menengah (UMKM), hingga digitalisasi pemasaran produk lokal.

Fokus utama kegiatan yang digelar sejak Rabu (20/8/2025) itu meliputi pembentukan koperasi Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) untuk memperkuat akses permodalan dan pengelolaan hasil panen, pembangunan sumur bor guna mendukung sistem pengairan pertanian, serta pendampingan UMKM dalam memperoleh legalitas usaha.

Legalitas tersebut mencakup sertifikasi halal, izin PIRT/BPOM, hingga pendaftaran merek dagang, yang dinilai menjadi pintu masuk penting bagi UMKM agar bisa bersaing lebih luas.

“Lengkapnya perizinan seperti halal, PIRT/BPOM, dan merek dagang bukan sekadar formalitas hukum. Itu adalah investasi jangka panjang yang akan membuka akses pasar lebih luas sekaligus meningkatkan daya saing produk,” jelas Dosen Pembimbing Lapangan, Satrya Surya Pratama, S.H., M.H.

Selain aspek legalitas, mahasiswa juga menggelar pelatihan pemasaran digital dan branding produk, khususnya untuk rengginang—makanan khas desa tersebut. Upaya ini bertujuan agar produk lokal mampu menembus pasar yang lebih luas, baik di tingkat regional maupun nasional.

Ketua KKN Kelompok 7, Muzaky Latif, mengatakan program yang dijalankan dirancang dengan visi keberlanjutan. “Melalui koperasi, petani bisa lebih mandiri dalam mengelola hasil pertanian. Sementara UMKM didorong untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produknya lewat digitalisasi dan branding,” ungkap Muzaky.

Dosen Pembimbing Lapangan lainnya, Hesti Widi Astuti, menambahkan bahwa keberhasilan program akan sangat bergantung pada keterlibatan warga. “Partisipasi aktif masyarakat adalah kunci. Mahasiswa hadir memberikan pendampingan langsung, mulai dari pengelolaan koperasi, teknik pengairan, hingga strategi pemasaran digital, sehingga manfaatnya benar-benar terasa bagi ekonomi lokal,” ujarnya.

Antusiasme masyarakat pun terlihat jelas. Para petani menyambut baik terbentuknya koperasi GAPOKTAN, yang selama ini mereka butuhkan untuk mempermudah akses permodalan dan pengelolaan hasil panen.

Begitu juga pelaku UMKM, yang mulai memahami pentingnya sertifikasi halal dan digital marketing untuk memperluas pasar. “Mahasiswa membawa semangat baru bagi kami, bukan hanya ilmu, tapi juga pendampingan yang langsung bisa diterapkan,” kata salah satu pelaku UMKM setempat.

Tak hanya itu, pembangunan sumur bor juga menjadi bukti nyata bahwa program KKN tidak sebatas teori. Infrastruktur sederhana ini mampu menyuplai air untuk sekitar 20 persen lahan pertanian desa, sehingga membantu petani dalam mengatasi keterbatasan irigasi.

Hasil sementara dari program ini cukup menggembirakan. Telah terbentuk koperasi GAPOKTAN dengan 30 anggota awal, terealisasi pembangunan satu sumur bor, serta kemajuan signifikan dalam proses sertifikasi halal dan pemasaran digital UMKM.

Warga pun berharap program ini tidak berhenti setelah masa KKN selesai. Dengan dukungan pemerintah desa, mereka ingin agar inisiatif ini terus berlanjut sehingga Desa Munjuk Sempurna bisa menjadi contoh desa mandiri, produktif, dan inovatif di Lampung Selatan.

Melalui program KKN ini, Desa Munjuk Sempurna diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan menyiapkan UMKM untuk bersaing di level nasional maupun internasional.

Kehadiran mahasiswa USBRJ menjadi bukti bahwa sinergi antara perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah desa mampu melahirkan inovasi berkelanjutan yang memberi manfaat nyata bagi pembangunan desa. (***)
Editor : Sandy,