Jakarta (Lampungpro.co): Merujuk data yang dirilis Badan Pusat Statistik, ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini melesat ke angka 7,07 persen YoY. Pertumbuhan positif ini menunjukkan bahwa strategi pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional telah membuahkan hasil.
Terdapat enam faktor pemicu perbaikan ekonomi Indonesia, seperti disebutkan oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Faktor-faktor inilah yang dijalankan oleh pemerintah serta para pemangku kebijakan dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Adapun enam faktor pemicu perbaikan ekonomi yakni, pertama, yakni program vaksinasi nasional yang dilakukan secara massif, sehingga meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Hingga Sabtu (7/8/2021), sudah 50 juta rakyat Indonesia mendapatkan dosis vaksin pertama. Percepatan vaksinasi terus dilakukan oleh pemerintah berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat seperti swasta dan komunitas.
Kedua, kebijakan fiskal dan moneter yang tepat dari pemerintah, menjadi pemicu bagi geliat ekonomi nasional. Pemerintah telah mengucurkan berbagai stimulus yang berarti penting bagi perekonomian, dengan kebijakan yang pro-growth (memperhitungkan pertumbuhan) serta pro-poor (memperhitungkan kemiskinan).
Sampai dengan Mei 2021, total penyaluran stimulus untuk PEN tercatat Rp370,55 triliun di luar restrukturisasi, dan disalurkan kepada 51,77 juta penerima. Bentuk penyaluran ini misalnya melalui bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan atau bantuan beras Bulog. Sementara itu, realisasi
restrukturisasi kredit Himbara kepada nasabah terdampak Covid-19 mencapai 3,43 juta debitur.
Ketiga, kondisi pemulihan ekonomi global. Hal itu membuat ekspor dan impor dapat ditingkatkan sehingga mengeskalasi kinerja perekonomian nasional. Keempat, iklim investasi yang berpeluang lebih baik pada tahun ini sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
Kelima, pertumbuhan kredit perbankan nasional kini sudah dalam grafik positif. Dalam periode yang sama tahun lalu, kredit perbankan berada dalam kurva negatif. Dengan pola seperti ini, diyakini pertumbuhan kredit akan kembali tercatat positif hingga akhir 2021.
Keenam, konsumsi masyarakat yang kembali rebound setelah pembukaan kembali ekonomi. Berdasarkan tracking pola belanja, terlihat bahwa masyarakat Indonesia semakin cepat melakukan penyesuaian belanja pasca dilakukannya pembatasan mobilitas. (RLS)
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
507
Bandar Lampung
2486
Lampung Selatan
2483
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia