Ia mengatakan langkah tersebut harus dimulai saat ini setelah ada peristiwa seorang taruna pelayaran tewas akibat kekerasan seniornya di Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. Di sela kunjungannya ke Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) di Kota Madiun, Jawa Timur, Budi Karya mengatakan jam pelajaran di dalam kelas telah ditambah dua jam per hari untuk menambah kemampuan berbahasa Inggris dan meningkatkan kompetensi lainnya.
Dengan begitu, kata dia, peluang terjadi kekerasan juga berkurang karena waktu belajar ditambah dua jam per hari. Dia juga menambahkan kegiatan ekstrakurikuler juga akan ditambah dan tidak hanya drum band dan pedang pora.�Kegiatan yang bisa ditambah adalah kesenian, forum berbahasa Inggris dan aneka diskusi, tuturnya. "Nanti juga akan dilombakan. Misalnya, lomba berbahasa Inggris," ucap Budi Karya.
Ia mengatakan untuk mendapatkan posisi kegiatan ekstrakurikuler tidak lagi ditentukan oleh para taruna, tapi oleh para pembina dan instruktur. Selain itu, waktu studi para taruna juga akan diubah menjadi semester 1-4 akan belajar penuh di dalam kampus.
Kemudian, semester 5-6 menjalani praktik lapangan, sedangkan semester 7-8 akan diterapkan pola pembelajaran�e-learning. Saat semester 7-8 taruna akan bekerja di instansi lain, namun tetap sebagai belajar dengan sistem�e-learning. "Kita kembangkan�e-learning.�Semester 7-8 bisa kerja sambil belajar. Mereka dapat penghasilan juga," ujarnya.
Budi meyakini taruna senior tidak lagi bisa main perintah kepada junior apalagi melakukan kekerasan. Karena taruna senior akan menjalani�e-learning�sambil bekerja.�Saat berkunjung ke kampus API, Budi Karya berpesan kepada para taruna untuk memanfaatkan kesempatan belajar di kampus itu dengan baik karena tidak semua pelajar memiliki kesempatan menempuh ilmu di kampus milik Kementerian Perhubungan itu.
Ia mengatakan para taruna harus banyak bersyukur karena kesempatan kerja saat lulus masih terbuka lebar. Terlebih, banyak perusahaan operator kereta api bermunculan di Indonesia.�Selain PT INKA dan PT KAI, operator kereta massal perkotaan (MRT) di Jakarta, kereta ringan (LRT) di Palembang dan Jakarta juga akan banyak membutuhkan lulusan ini, imbuhnya.
Saat berkunjung ke kampus itu, Budi Karya sempat makan satu meja dengan para taruna. Saat waktu makan tiba, dia berpindah ke meja makan para taruna dan tidak satu meja dengan para pejabat Kementerian Perhubungan yang mendampinginya. (*/ANT/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4128
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia