JAKARTA (Lampungpro.co): Konglomerat Arifin Panigoro meninggal dunia saat menjalani perawatan di Mayo Clinic, Rochester, Amerika Serikat. Pria yang lebih dikenal sebagai pengusaha itu tutup usia di usia 77 tahun.
Pria dengan julukan raja minyak ini menjadi salah satu jajaran orang terkaya di Indonesia. Mengutip Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Senin (28/2/2022), Arifin Panigoro dikenal sebagai pendiri dan pemilik Medco Energi yaitu perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia. Termasuk PT Medco Ethanol Lampung pada 2009 di Talang Jali, Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara dan Desa Talang Jali, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang.
Arifin mulai berbisnis di Bandung pada 1972 dengan nama CV Corona Electric, yang awalnya bergerak di bidang instalasi listrik. Keberhasilan Arifin 'mengasuh' Medco Group membuatnya mengakuisisi perusahaan migas dari Inggris, Ophir Energy, pada 2019.
Arifin Panigoro memiliki kekayaan sebesar USD550 juta atau setara Rp7,86 triliun (kurs Rp14.300 per USD). Dengan kekayaan tersebut, juragan minyak ini masuk ke daftar orang terkaya di Indonesia. Arifin Panigoro berada di urutan ke-47 orang terkaya Indonesia versi Forbes.
Dia juga turut bergabung dalam mendirikan partai baru yang bernama Partai Demokrasi Pembaruan bersama dengan Sophan Sophiaan, Laksamana Sukardi, Roy B.B. Janis, Sukowaluyo Mintorahardjo, Noviantika Nasution, Didi Supriyanto, Tjiandra Wijaya, Postdam Hutasoit, dan RO Tambunan. Sebelumnya, dia pernah bergabung dengan PDIP.
Arifin Panigoro lahir di Bandung, Jawa Barat pada 14 Maret 1945, ketika Jepang menduduki Indonesia.Ia adalah lulusan S1 Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1973. Setelahnya, Arifin melanjutkan studinya di Senior Executive Programme Institute of Business Administration, Prancis dan lulus pada 1979.
Namun kiprah bisnisnya di Lampung, tak menggemberikan. Pasalnya, PT Medco Ethanol Lampung yang berada di bawah bendera PT Medco Energi Internasional Tbk harus menanggung kerugian sebesar 20 juta dolar AS akibat menutup pabrik atau kilang ethanol miliknya di Lampung Utara dan Tulang Bawang. Produksi bahan petrokimia sejenis alkohol yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar nabati ini dihentikan, karena sulitnya bahan baku.
Penutupan pabrik ethanol itu efektif dilakukan sejak 16 Oktober 2013. Sejak tanggal itu, pabrik yang beroperasi sejak 2009 tersebut resmi tidak beroperasi lagi. Penutupan pabrik ethanol PT Medco Ethanol Lampung karena tidak mencukupinya pasokan bahan baku yang berkesinambungan untuk operasi kilang.
Kilang ethanol Medco yang ditutup itu dapat mengolah bahan baku dari singkong maupun tetes tebu. Namun kedua bahan baku itu semakin sulit didapatkan. Dengan penutupan ini Perseroan mencatat total kerugian sebesar USD 20 juta untuk impairment (penurunan nilai aset). Penutupan operasi kilang ethanol tersebut, merupakan langkah strategis Medco untuk fokus pada bisnis eksplorasi dan produksi minyak dan gas (migas). (***)
Editor: Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1296
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia