LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.co) : Politeknik Negeri Lampung (Polinela), melalui Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Produksi Ternak dan Teknologi Pakan Ternak, berkomitmen mendukung upaya pengembangbiakan sapi potong di Koperasi Produksi Ternak Maju Sejahtera (KPTMS), Desa Wawasan, Kecamatan Tanjungsari, Lampung Selatan. Dukungan tersebut diwujudkan melalui penerapan inovasi pakan ternak, yaitu Direct Fed Microbials (DFM), sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM).
Kegiatan ini dipimpin oleh Ir. Rikardo Silaban, S.Pt., M.Si., IPM., didukung oleh tim yang terdiri dari Dr. Heni Suryani, S.Pt., Dr. drh. Dwi Desmiyeni Putri, M.Si., serta beberapa dosen dan mahasiswa Polinela. Mereka giat melakukan hilirisasi produk riset untuk mendukung sektor peternakan, terutama di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. "Optimalisasi limbah hasil pertanian dengan teknologi pakan modern seperti DFM ini sangat penting, tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas ternak, tetapi juga untuk mempertahankan prinsip pengelolaan industri yang ramah lingkungan," ungkap Rikardo, Selasa (27/8/2024).
Rikardo menjelaskan, salah satu tantangan utama di sektor peternakan, khususnya bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang peternakan, adalah aspek pakan. Biaya pakan sering kali mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang serius untuk memanfaatkan potensi kearifan lokal dan inovasi teknologi untuk menekan biaya pakan dan meningkatkan efisiensi produksi.
Produk DFM yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan hasil riset Dr. Heni Suryani. DFM adalah mikroorganisme hidup yang ditambahkan langsung ke dalam pakan ternak untuk memperbaiki keseimbangan mikroba rumen dan menekan bakteri patogen, sehingga meningkatkan penyerapan nutrisi dari Pakan Hijauan Lengkap (PHL). "DFM ini berfungsi untuk mengoptimalkan penyerapan nutrisi, meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, dan pada akhirnya, meningkatkan produktivitas ternak," jelas Dr. Heni.
Dr. Dwi Desmiyeni Putri menambahkan, penggunaan DFM juga dapat meningkatkan respons imun ternak. Selain itu, inovasi ini menjadi alternatif yang baik untuk menggantikan growth promotor antibiotik, yang penggunaannya semakin dibatasi dalam industri peternakan. DFM, yang mengandung mikroorganisme hidup Saccharomyces cerevisiae FNCC 3012, tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu mengurangi emisi gas metana dari proses pencernaan dalam rumen ternak ruminansia.
“Mikroorganisme ini memberikan manfaat kesehatan pada ternak jika diberikan dalam jumlah dan dosis yang tepat. Oleh karena itu, pemahaman tentang cara pemberian dan dosis yang tepat sangat penting,” tambah Dr. Heni.
Ketua KPTMS Desa Wawasan, Suhadi, menyambut positif penggunaan DFM ini, namun menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan untuk memastikan hasil yang optimal. Dia juga berharap produk ini dapat segera dikomersialisasikan, mengingat tingginya antusiasme dari kelompok tani dalam memanfaatkan DFM sebagai suplemen tambahan yang dapat meningkatkan performa ternak.
Kegiatan ini juga melibatkan pakar formulasi ransum, Desi Maria Sinaga, S.Pt., M.Si., dan pakar bioteknologi, Dr. Dina Tri Marya, S.Pt., M.Si., untuk memperkuat pemahaman mitra terkait pentingnya pengaturan nutrisi dalam ransum komplit serta dampak mikroba dalam imbuhan pakan. “Dengan meningkatnya pengetahuan peternak, penggunaan DFM diharapkan dapat diterapkan secara berkelanjutan, sehingga peternak bisa lebih mandiri dalam mengelola usaha peternakan mereka,” ujar Rikardo.
Inovasi yang diterapkan oleh tim Polinela memiliki potensi besar dalam memperkuat kualitas formulasi pakan, yang berdampak positif pada produktivitas ternak. Manajemen pemeliharaan yang ramah lingkungan dan efisien ini diharapkan dapat menurunkan biaya produksi, sehingga usaha peternakan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi peternak.
Program pengabdian ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan pendanaan dari Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) untuk program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tahun 2024, yang didukung oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (DAPTV), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (***)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1217
Lampung Selatan
3815
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia