SOLO (Lampungpro.com): Pekan kerja nyata revolusi mental Indonesia diperlukan gotong-royong dari semua kementerian, lembaga, dan kepala daerah. Baik di provinsi maupun kabupaten/kota untuk menghasilkan yang kongrit dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Saya berharap pekan kerja revolusi mental yang dilaksanakan di Surakarta ini, nantinya akan dapat menghasilkan yang kongrit, bagaimana ke depan pelaksanaannya, dan bermanfaat bagi masyarakat," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani usai membuka Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental 2017 di Stadion Nanahan Solo, Jumat (25/8/2017) petang.
Puan Maharani, seperti dilansir Antara, mengatakan pekan kerja nyata revolusi mental Indonesia arah yang akan dibicarakan bagaimana yang sudah dilakukan setelah dua setengah tahun ini. Pihaknya akan evaluasi bagaimana hasilnya dengan melibatkan empat Menko, dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). "Hal itu, bagaimana kita berusaha untuk Indonesia yang melayani, tertib, mandiri dan bersih serta bersatu," kata Puan Maharani.
Menurut Puan apa yang menjadi hasil pekan kerja nyata revolusi mental itu akan dilaporkan ke Menko PMK yang kemudian dilanjutkan ke Presiden yang selambat-lambatnya pada 11 September mendatang.
Menyinggung yang terpilih top inovasi pelayanan publik tersebut, Puan mengatakan dengan menugaskan Menpan RB untuk menyeleksi sebanyak 3.054 peserta baik dari Kementerian, lembaga, kepala daerah atau provinsi dan kabupaten/kota untuk bisa dilihat apa saja pelayanan publik yang sudah dilakukan oleh mereka.�"Hasilnya ada 40 peserta kementerian/lembaga/kepala daerah di Indonesia yang mendapatkan penghargaan," kata dia.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan Perayaan HUT Ke-72 Kemerdekaan RI harus menjadi momentum besar untuk mengembalikan kejayaan bangsa sejalan dengan Revolusi Mental yang digelorakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2014.
Menurut dia, revolusi mental pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada peringatan HUT Kemerdekaan 17 Agustus 1965, yakni suatui gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia menjadi manusia baru berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala.
Karakter bangsa yang kuat diyakini mampu menjadikan Indonesia berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan Indonesia. Kondisi Trisakti ini, akan medorong percepatan terwujudnya cita cita proklamasi Kemerdekaan RI 1945, yakni negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil, dan makmur. (**/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4143
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia