Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Putus Akibat Longsor dan Banjir Bandang di 12 Pekon, Jalinbar Tanggamus Bisa Dilalui Kendaraan
Lampungpro.co, 01-Jul-2023

Amiruddin Sormin 5973

Share

Sejumlah petugas Satlantas Polres Tanggamus saat mengatur arus lalu lintas di Jalinbar Semaka. LAMPUNGPRO.CO/POLRES TANGGAMUS

KOTA AGUNG (Lampungpro.co): Akses Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Sumatera di Kabupaten Tanggamus kini  bisa dilalui kendaraan. Sebelumnya akses jalinbar terputus akibat banjir bandang di Kecamatan Semaka.

Fungsional Pelaksana Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDD) Tanggamus Budiman mengatakan, Jalinbar terbuka seperti semula dan bisa dilalui kendaraan pada malam kedua usai banjir bandang. Dia mengatakan setelah banjir mereda pihak BPBD dibantu instansi lain bergerak cepat untuk membuka akses Jalinbar menggunakan ekskavator dan buldozer guna membersihkan tumpukan lumpur.

"Semua kami kerahkan agar akses Jalinbar bisa segera dilalui kendaraan, Alhamdulillah malam kedua usai banjir sudah bisa dibuka," kata Budiman, seperti dikutip dari Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Sabtu (1/7/2023).

Dia mengatakan bahwa saat ini pihaknya bersama TNI, Polri, dan pihak-pihak terkait sedang bergotong royong membersihkan tumbukan lumpur yang dibawa air dan masuk ke rumah warga. "Kemudian juga, kami sedang dalam proses menutup tanggul yang jebol akibat intensitas hujan yang deras pada Kamis (29/6/2023)," kata dia.

Dia menyebutkan  berdasarkan catatannya sebanyak 1.252 kepala keluarga (KK) dari 12 pekon terdampak akibat banjir bandang tersebut. "Ada 11 pekon di Kecamatam Semaka yang terdampak dan satu pekon di Kecamatan Pematang Sawa," kata dia.

Dia menjelaskan, banjir bandang yang terjadi pada Kamis (29/6/2023) tersebut akibat pendangkalan pada sungai dan banyaknya ranting dan batang pohon di sana. Sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi dan lama mengakibatkan air meluap dan menjebol tanggul.

Di sisi lain, Kapolsek Semaka AKP Ketut Gister, mengatakan akibat banjir, ada empat titik tanggul  jebol yakni dua titik di Pekon Sukajaya dan dua titik di Pekon Srikaton. Hal ini bermula cuaca hujan deras sejak Rabu (28/6/2023) dari pukul 22.00 WIB hingga Kamis (29/6/2023) pukul 04.00 WIB.

Dampak Banjir Tanggamus

Pemerintah Kabupaten Tanggamus menurukan sejumlah alat berat untuk membersihkan material banjir yang menutupi ruas Jalinbar. Kemudian, pada Jumat (30/6/2023), Jalinbar Tanggamus mulai dapat dilalui. Pada Jumat (30/6/20230, tiga alat berat yang terus berupaya membersihkan material banjir di Jalinbar Pekon Pardawaras dan Sedayu. Akses jalan pun mulai terbuka, dan kendaraan mulai melintas bergantian.

"Banjir bandang disertai tanah longsor melanda wilayah semaka, selain merendam pemukiman dan merusak sejumlah rumah, banjir bandang disertai longsor juga menyebabkan akses Jalinbar tanggamus tepatnya di pekon sedayu dan Pardawaras terimbun material banjir. Akibatnya, akses jalinbar sempat lumpuh total," kata AKP Ketut Gister, Sabtu (1/7/2023).

Menurut Kapolsek, berdasarkan data Pemerintah Kecamatan Semaka, setidaknya ada 12 pekon yang terdampak banjir dengan jumlah rumah yang rusak maupun terendam banjir sebanyak 1.244 rumah. Adapun 1.244 rumah tersebut di antaranya Pekon Srikaton 61 rumah, Pekon Way Kerap 59 rumah, Pekon Bangun Rejo 329 rumah, Pekon Sukaraja 320 rumah, Pekon Sukajaya 58 rumah.

Kemudian, Pekon Kacapura 286 rumah, Pekon Tugupapak 18 rumah, Pekon Pardawaras 34 rumah, Pekon Sidodadi 47 rumah, Pekon Sripurnomo 4 rumah, Pekon Karang Agung 28 rumah dan Pekon Sedayu 26 rumah. "Sedangkan rumah yang hanyut tersapu banjir bandang ada dua rumah, yakni rumah milik Sukandar di Pekon Srikaton dan rumah milik Ponidi di Pekon Sukaraja," ujar Kapolsek.

Selain merendam dan merusak pemukiman penduduk, banjir juga merendam areal persawahan. "Berdasarkan informasi keterangan Kasi Trantib Kecamatan Semaka, Eko Prianto pihaknya mencatat ada 372 hektare areal persawahan terendam banjir," ujarnya.

Kapolsek menegaskan, berdasarkan banyaknya material kayu yang terbawa banjir, diduga pada kini masyarakat panen kayu sengon. Sehingga tidak ada penahan tanah, bersamaan sisa kayu terkontrasi di aliran sungai. "Untuk mencegah kejadian serupa, masyarakat agar dapat bijak dalam menebang kayu, sebab dampaknya sangat dahsyat hingga merugikan orang banyak," kata Kapolsek. (***)

Editor: Amiruddin Sormin

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Langka dan Mahal, Distribusi Ngawur Ala Elpiji...

Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...

260


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved