Pengamat Politik Rocky Gerung | Ist/Lampungpro.co

JAKARTA (Lampungpro.co): Pengamat Politik Rocky Gerung, turut angkat bicara seiring ditetapkannya Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani dan sejumlah pejabat lainnya, sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus suap penerimaan mahasiswa baru. Rocky menilai, apa yang terjadi dengan Rektor Unila sama dengan di kepolisian.

Rocky Gerung menyoroti narasi yang sering dilontarkan Rektor Unila Karomani, mengenai radikalisme. Kemudian Rocky menilai Karomani mempraktekkan radikalisme berupa korupsi, karena mengambil akar-akar uang di universitas.

"Itu sebuah fenomena kecil, dari bentukan besar negara mengenai etika yang hilang. Rektor bilang iya saya ketangkap, tapi rektor lain juga saya tahu lebih parah lagi mereka itu," kata Rocky Gerung dilansir Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Senin (22/8/2022).

Rocky juga menilai, hal seperti itu sudah lumrah dalam sistem ketenaga pendidikan di Indonesia. Rocky Gerung menyebut, persoalan di Unila saat ini, orang diizinkan masuk belajar bukan karena otaknya bagus, tapi karena uangnya banyak.

"Jadi fasilitas publik kita benar-benar hancur. Apalagi dalam keadaan masyarakat sipil, sedang mengkonsolidasikan diri membongkar korupsi, justru tempat dididiknya etika kesipilan di universitas itu yang mempertontonkan korupsi," ujar Rocky.

Sehingga orang akan menganggap masyarakat sipil, tidak usah berupaya untuk bersih, karena pusat-pusat sipil bangkrut secara koruptif semua. Oleh karenanya, rektor seperti simbol masyarakat sipil, sehingga dia menghina dirinya sendiri. (***)

Editor : Febri Arianto