Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Sambut Ramadan, Kolang Kaling dan Coconut Jelly Asal Lampung Barat Incaran Berbuka Puasa
Lampungpro.co, 11-Apr-2021

Amiruddin Sormin 1945

Share

Warga Sukapura, Lampung Barat, saat mengupas buah aren menjadi kolang kaling, Rabu (7/4/2021). LAMPUNGPRO.CO/NURBAETI

WAY TENONG (Lampungpro.co): Setiap Ramadan, buah keluarga palma seperti kelapa, kurma, dan buah aren menjadi incaran untuk penganan berbuka puasa. Kolang-kaling yang berasal dari buah pohon aren (Arenga pinnata), pun termasuk yang paling banyak dicari.


Menurut Supri, warga Pekon Sukapura, Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat, permintaannya makin tinggi menjelang puasa Ramadan. Pengupasannya berlangsung sebelum puasa hingga akhir puasa. Buah ini berasal dari pohon aren di sekitar pemukiman warga yang dibeli dari pemilik pohon aren seharga Rp10 ribu per manggar.

Proses pengolahan kolang-kaling setelah diambil dari batang pohon aren dengan cara direbus selama dua jam agar mudah untuk dicongkel. "Pengupasan kolang-kaling ini dilakukan warga sini. Biasanya ibu-ibu dan anak-anak ikut mencongkel kolang-kaling sambil ngabuburit nunggu berbuka puasa dan mendapat uang dari mencongkel kolang kaling," kata Supri, Sabtu (10/4/2021).

Dalam sehari, Supri menghasilkan 1-2 kwintal kolang-kaling. Dia menjualnya Rp10 ribu/kg. Dijual ke pasar atau keliling warung-warung kecil. Kolang-kaling ini biasa dipakai campuran untuk es buah, kolak, dan manisan.

Olahan tanaman dari keluarga palma yang berasal dari Lampung Barat yakni coconut jelly sebagai minuman berbuka puasa. Coconut jelly ini hasil kreasi Aji Pangestu, warga Pemangku Cipta Cari RT 001/RW 003, Pekon Tugu Mulya, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung barat.

Penganan ini terbuat dari buah kelapa dan dipadukan dengan buah-buahan lain di dalamnya. "Sebentar lagi sudah dekat dengan bulan Ramadan. Saya berinisiatif berjualan makanan sekaligus minuman dari bahan baku kelapa," ujar Aji Pangestu.

Dia memulai bisnis ini sejak awal April lalu bersama sejumlah kerabat dan keluarga. Dengan modal awal Rp132 ribu, dia bisa menghasilkan mulai Rp100 ribu hingga Rp300 ribu.

Proses pembuatan membutuhkan waktu 15-25 menit. Biasanya dijual untuk wilayah sekitar Sumberjaya, Fajar Bulan, Kebun Tebu, dan Air Hitam. Harganya Rp10 ribu hingga Rp25 ribu per bungkus. (NURBAETI/ANGGIE SADEWA/PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1287


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved