BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung bernama Agam menjadi penyelamat bagi Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung Wahrul Fauzi Silalahi, saat terjadinya kerusuhan antara massa aksi dan aparat saat aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) di Kantor DPRD Lampung, Rabu (7/10/2020). Meski berhasil menyelamatkan Wahrul, dia harus merasakan hujaman batu dan terkena selongsongan peluru gas air mata dibagian kepalanya.
Sebelumnya diketahui bersama bahwa, sebelum kericuhan antara aparat dengan aksi massa pecah, Wahrul Fauzi Silalahi sempat dijadikan jaminan oleh massa aksi yang terdiri dari mahasiswa, buruh, hingga pelajar. Wahrul dijadikan jaminan massa, agar Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay keluar menemui massa aksi. Namun karena tak kunjung keluar, sehingga membuat massa aksi marah dan terjadi kericuhan.
Agam menceritakan, setelah dirinya membantu Wahrul berjalan hingga masuk ke dalam mobil, kemudian ia melihat motornya dirubuhkan massa dan hendak dibakar. Ada juga motor pedagang yang hendak dibakar massa, namun ia berusaha mendirikan motor tersebut.
"Saya sempat mencari sosok Rahmat Mirzani Djausal diantara keramaian tersebut. Saya takut Miza kena timpukan batu atau terluka. Saya sempat kena selongsongan peluru gas air mata, usai mengamankan Wahrul dan motor didepan," kata Agam kepada Rahmat Mirzani Djausal yang menjenguknya, Jumat (9/10/2020) malam.
Menanggapi hal tersebut, Rahmat Mirzani Djausal meminta maaf karna tidak bisa menemui aksi massa. Sebab dirinya bersama beberapa anggota DPRD Lampung, yang masuk dalam panitia khusus (Pansus) rancangan peraturan daerah (Raperda) ketenaga kerjaan sedang melakukan perjalanan keluar daerah Lampung.
Dikesempatan kunjungan tersebut, Mirza pun melakukan video call dengan petinggi Universitas Malahayati Muhammad Kadafi. Mirza meminta Kadafi untuk membantu dan mendoakan Agam dalam menyusun skripsi. Mirza juga melakukan video call dengan Ketua Komisi II Wahrul Fauzi Silalahi dan memperkenalkan Agam sebagai penyelamat politikus Partai Nasdem tersebut dari hujan batu.
Sementara itu Yusni Aisyah, ibu kandung Agam menyatakan dirinya tidak menyesal atas kejadian yang menimpa diri anaknya. Bahkan ia mengaku ini bukan kali pertama turun aksi, dia tidak menyalahkan anaknya. Yusni menilai hal ini menjadi panggilan jiwa anaknya yang menyuarakan kebenaran.
Meski mengalami luka serius, namun Agam ingin segera turun kembali bergabung dengan teman-teman mahasiswa lainnya, yang masih berjuang. Ia meminta pemerintah setempat, untuk mendorong pemerintah pusat agar membatalkan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja. (LIA/PRO3)
>
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
313
Lampung Selatan
25482
Humaniora
3164
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia