Seperti penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti McMaster University di Kanada. Para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi daging merah dan keju yang belum diolah secara teratur bisa mengurangi risiko kematian dini. Tak hanya itu, keduannya juga dinilai menyehatkan jantung. 

Dilansir Independent UK (30/8), para peneliti meneliti lebih dari 218 ribu orang dewasa di 50 negara. Para peserta dibagi menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok menjalankan pola makan berbeda. Hasilnya, kelompok yang megonsumsi susu dan daging dalam jumah sedang setiap hari justru memiliki risiko kematian dini lebih rendah. 

Hasil penelitian itu diumumkan dalam konferensi European Society for Cardiology di Munich. Namun ada satu hal yang digaris bawahi para Ilmuwan yang terlibat di dalamnya. Khasiat itu akan terlihat jika memperhatikan asupan olahan karbohidrat harian. "Orang yang menjalankan pola makan dengan menitikberatkan asupan buah, sayuran, kacang-kacangan, ikan, produk susu, dan daging memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular dan kematian dini yang paling rendah," kata Dr Andrew Mente selaku salah satu peneliti sekaligus peneliti utama di Population Health Research Institute.

Lebih lanjut ia menjelaskan kalau penelitian terbarunya ini menghasilkan jawaban yang serupa. "Contohnya, penelitian kami menunjukkan kalau produk susu dan daging bermanfaat bagi kesehatan jantung dan umur panjang. Ini jauh berbeda dengan saran pola makan yang ada saat ini," jelasnya.

Melihat hasil tersebut, Professor Jeremy Pearson selaku direktur medis di British Heart Foundation justru merasa hasil tersebut kurang akurat. Menurutnya, mengonsumsi daging dan produk susu tak diolah berjumlah cukup untuk memastikan jantung sehat tidak sepenuhnya benar.

"Makan dengan baik berarti melihat secara keseluruhan pola makan Anda, daripada terlalu fokus pada satu unsur (makanan). Dading dan produk susu bisa masuk dalam pola makan yang sehat dan seimbang jika dikonsumsi dalam jumlah yang tak banyak disandingkan dengan buah dan sayur, kacang-kacangan dan gandum," terang Proffesor Jeremy Pearson.(**/PRO4)