BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin membeberkan temuan soal perbandingan hasil penghitungan suara mereka dengan versi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Data yang diadu adalah data penghitungan suara di dua provinsi yaitu Lampung dan DKI Jakarta.
"Contohnya di Lampung. Lampung itu terdiri dari 26.265 buah TPS (tempat pemungutan suara) dan 8 TPS DPTb (daftar pemilih tambahan)," ujar Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga, di Posko Cemara, Menteng, Senin (22/4/2019).
Arya mengatakan, pasangan Jokowi-Ma'ruf sejauh ini unggul di provinsi tersebut. Berdasarkan catatan TKN, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 56,93 persen dan Prabowo-Sandiaga mendapat 43,07 persen.Arya menyebutkan, klaim tersebut dibuat setelah 52 persen data penghitungan suara di Lampung masuk real count room Jokowi-Ma'ruf.
Menurut Arya, klaim ini lebih valid karena sample TPS yang digunakan mencapai setengah total TPS di Lampung. Sebaliknya, kata dia, BPN Prabowo-Sandiaga mengklaim unggul di Lampung hanya dengan sedikit sampel TPS. "Data yang mereka ambil di Lampung itu hanya 30 TPS. Jadi kecurigaan kami yang mengatakan bahwa mereka datanya tidak valid, ternyata terbukti, satu itu di Lampung," kata Arya.
DKI Jakarta
Arya juga menjelaskan kejanggalan klaim BPN Prabowo-Sandiaga atas kemenangan di Jakarta. Ia menyebutkan, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan suara 55,87 persen di Jakarta. Sementara, Prabowo-Sandiaga mendapatkan suara 44,13 persen. Arya mengatakan, hasil itu berasal dari 40 persen data yang masuk ke real count room TKN Jokowi-Ma'ruf. Adapun, jumlah TPS yang ada di Jakarta ada 29.010 TPS.
Hasil penghitungan TKN lagi-lagi berbeda dengan BPN yang mengklaim Prabowo-Sandiaga menang di Jakarta. Arya menilai, penyebabnya juga sama, karena jumlah TPS yang dipakai sebagai sampel. "Hasil kami berbeda dengan mereka. Versi mereka, menang di Jakarta dengan suara 73 persen dan kami 26 persen. Tapi data yang mereka gunakan itu hanya 468 TPS," kata Arya.
Dia berpendapat, 30 TPS di Lampung dan 468 TPS di Jakarta tidak mampu merepresentasikan kemenangan di daerah itu. Ketika ditanya bagaimana TKN mendapatkan data sampel TPS yang digunakan BPN Prabowo-Sandiaga, Arya mengatakan, mereka mendapatkan informasi yang terpercaya.
Arya mengatakan, TKN Jokowi-Ma'ruf sendiri selalu menunggu data masuk hingga 40 atau 50 persen sebelum akhirnya menyatakan unggul. Dia menilai, ini merupakan upaya yang dilakukan BPN Prabowo-Sandiaga untuk membangun citra. "Seolah-olah mereka menang padahal tidak. Kemudian mengatakan kecurangan supaya rakyat percaya bahwa mereka itu benar," kata dia.
Arya menilai, penyebabnya juga sama, karena jumlah TPS yang dipakai sebagai sampel. "Hasil kami berbeda dengan mereka. Versi mereka, menang di Jakarta dengan suara 73 persen dan kami 26 persen. Tapi data yang mereka gunakan itu hanya 468 TPS," kata Arya.
Dia berpendapat, 30 TPS di Lampung dan 468 TPS di Jakarta tidak mampu merepresentasikan kemenangan di daerah itu. Ketika ditanya bagaimana TKN mendapatkan data sampel TPS yang digunakan BPN Prabowo-Sandiaga, Arya mengatakan, mereka mendapatkan informasi yang terpercaya.
Arya mengatakan, TKN Jokowi-Ma'ruf sendiri selalu menunggu data masuk hingga 40 atau 50 persen sebelum akhirnya menyatakan unggul. Dia menilai, ini merupakan upaya yang dilakukan BPN Prabowo-Sandiaga untuk membangun citra. "Seolah-olah mereka menang padahal tidak. Kemudian mengatakan kecurangan supaya rakyat percaya bahwa mereka itu benar," kata dia. (***/PRO3)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1634
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia