BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Universitas Malahayati menangkal paham radikalisme dengan menyeleksi ketat kegiatan terutama para pembicara dan pemateri. Menurut Rektor Universitas Malahayati, Muhammad Kadafi, paham radikalisme sempat ada di kampusnya. Namun perlahan dapat dihilangkan dengan memberi pemahaman.
"Memang pernah ada beberapa dosen yang berpaham radikal. Itu terjadi beberapa tahun lalu. Namun kini sudah dideralisasi," kata Kadafi di Bandar Lampung, Jumat (18/5/2018).
Hal itu disampaikan Kadafi terkait hasil Penelitian Badan Intelijen Negara (BIN) pada 2017 yang mencatat sekitar 39% mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi terpapar radikalisme. Dari penelitian diperoleh data 24% mahasiswa dan 23,3% pelajar SMA setuju dengan jihad demi tegaknya negara Islam.
Salah satu upaya menangkal radikalisme di Kampus Universitas Malahayati, kata Kadafi, dengan membuat agenda kegiatan secara tertulis sepanjang tahun. Kemudian, menyeleksi para pemateri dan pembicara. "Tak kalah penting, tentu pengawasan," kata Kadafi.
Terkait materi, dia mengatakan pembahasan tidak mamasuki paham. Namun lebih fokus pada materi akidah dan fikih. "Kami lebih menekankan pada materi agama untuk peningkatan akhlak dan budi pekerti. Bahasan ini pun sangat luas. Takkan habis diurai selama masa kuliah, kenapa harus mambahas paham yang menjurus radikal," kata Kadafi. (PRO1)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4132
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia