Potongan video saat di IGD. LAMPUNGPRO.CO/DOK

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Viral di media sosial seorang bocah tak bisa membuka matanya akibat nonstop bermain telepon genggam alias telepon seluler (ponsel). Video berdurasi kurang dari 1 menit memperlihatkan seorang ibu muda tengah membawa buah hatinya ke rumah sakit karena sang anak tak dapat membuka kedua matanya.

Tampak anak laki laki berusia sekitar enam tahun meringis kesakitan di atas tempat tidur ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan mata terpejam.  "Tiap hari memang sampai malam ya bu ya main  hp-nya? " tanya seorang petugas kesehatan.

Si ibu dengan wajah pasrahnya menceritakan kepada para petugas kesehatan bahwa sang anak setiap hari selalu bermain telepon genggam secara nonstop tanpa henti. "Kadang sampai hp nya lowbat," terang ibu dari anak tersebut, seperti dikutip Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Sabtu (26/2/2022).

Kondisi ini diceritakan ibu korban terjadi sejak malam sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit. "Dari semalam tengah malem bu, karena dia tiap bangun selalu nyari hp," lanjutnya.  

Para petugas pun memberikan pesan kepada ibu korban agar senantiasa bijaksana dalam memberikan fasilitas telepon genggam untuk buah hati karena beresiko tinggi pada kesehatan mata jika berlebihan."Batasnya tu 4-6 jam, gak boleh lebih, " nasihat dari salah satu petugas.  

Unggahan ini pun langsung menarik perhatian banyak warganet. "Tapi kalau gak dikasih hp anak nangis, gak dikasih hp anak gak mau makan, " curhat akun @jamalha***.

"Anakku dulu juga kecanduan, tapi Alhamdulillah kita therapy sendiri sekarang udah gak, kuncinya ada di orang tua," saran akun  @fauzy***.

"Kesalahan orangtuanya sih kayak gini, semua anak kalau diturutin ya maunya hp terus, tapi kalau ortunya tegas ya gak mungkin sampai ketergantungan, lingkungan juga mempengaruhi anak juga, kasihan lho masa bermainnya hilang lebih bijak kita sebagai ortu memantau anak anak, jangan sibuk sendiri, " tulis akun lain @riapuspi (***)

Editor: Amiruddin Sormin, Kontributor: Ririn Septiyani